Kementerian Luar Negeri terus memantau perkembangan situasi di kawasan Hadramout dan Al-Mahra, Yaman. Terutama setelah terjadi eskalasi ketegangan di kawasan tersebut.
"Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri, menghentikan eskalasi, serta menghindari tindakan sepihak yang dapat mengganggu stabilitas. Dalam kaitan ini, Indonesia mencatat dan mengapresiasi upaya Kerajaan Arab Saudi serta negara-negara terkait, bersama," kata Kemlu lewat akun X resminya @Kemlu_RI, Sabtu (27/12).
Kekhawatiran tersebut menyangkut dengan ketegangan di kawasan, yang dipicu ulah kelompok separatis yang ada di selatan Yaman. Kelompok ini menamakan diri Dewan Transisional Selatan (STC), dan disebut telah mengesampingkan upaya de-eskalasi yang tengah dilakukan pemerintah Yaman yang berkoalisi dengan Arab Saudi.
Dilansir reuters, koalisi Yaman-Saudi lewat juru bicaranya, Jenderal Turki al-Malki yang menindaklanjuti permintaan dari Kepala Dewan Presidensial Yaman, Rashad al-Alimi, akan mengambil tindakan kepada STC, jika dinilai telah mengganggu keamanan masyarakat sipil di Hadramout.
STC saat ini mengeklaim telah menguasai bagian selatan Yaman sejak awal bulan Desember. STC yang didukung oleh Uni Emirat Arab, telah menumbangkan pemerintahan Yaman yang dibantu Saudi, di markas mereka di Aden.
Berkaca pada situasi ini, Kemlu minta agar semua pihak bekerja sama untuk meredakan ketegangan.
"Indonesia menegaskan kembali pentingnya penyelesaian damai melalui dialog politik yang inklusif dan komprehensif, di bawah koordinasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta selaras dengan prinsip penghormatan terhadap kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial Yaman," tutup Kemlu.





