TIM nasional Sudan menunjukkan aksi "smash-and-grab" yang luar biasa saat meraih kemenangan tipis 1-0 atas Guinea Ekuatorial dalam lanjutan fase grup Piala Afrika (AFCON) 2025. Kemenangan ini kembali membangkitkan harapan Sudan untuk lolos ke babak gugur untuk kedua kalinya sejak 1970.
Kedua tim memasuki pertandingan dengan tekanan besar setelah sama-sama menelan kekalahan di laga pembuka grup. Guinea Ekuatorial sebenarnya mengawali laga dengan sangat dominan dan menciptakan dua peluang emas dalam 25 menit pertama.
Mantan gelandang West Ham United, Pedro Obiang, nyaris membawa timnya unggul saat menyambar bola muntah hasil sapuan pertahanan Sudan yang kurang sempurna. Namun, sontekannya masih melambung tipis di atas mistar gawang. Meski mendominasi, tim berjuluk National Thunder tersebut gagal mengonversi peluang menjadi gol hingga jeda babak pertama.
Drama di Babak KeduaMemasuki paruh kedua, intensitas pertandingan meningkat namun tetap minim kualitas di penyelesaian akhir. Guinea Ekuatorial sempat mengancam melalui serangan balik cepat pemain pengganti, Jose Nabil, yang tendangannya melenceng tipis di tiang jauh.
Sudan mulai keluar menyerang tepat setelah satu jam laga berjalan. Peluang terbaik mereka lahir lewat Mohamed Eisa, namun bola masih bisa disapu tepat di garis gawang oleh bek Esteban Orozco.
Momen kunci pertandingan terjadi pada menit ke-74. Sudan mendapatkan hadiah tendangan bebas yang dieksekusi dengan tajam. Bola membentur tubuh bek Guinea Ekuatorial, Saul Coco, dan berubah arah sehingga mengecoh kiper sendiri. Gol bunuh diri yang tidak beruntung itu membawa Sudan unggul 1-0.
Posisi Sulit Guinea EkuatorialPascagol tersebut, Sudan bermain lebih rapat dan berhasil mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang dibunyikan. Hasil ini menjadi torehan manis bagi negara peringkat 117 dunia itu untuk merangkak naik di klasemen sementara Grup E setelah kekalahan dari Aljazair di laga perdana.
Di sisi lain, kekalahan ini menjadi pil pahit bagi Guinea Ekuatorial yang tampil mendominasi sepanjang laga. Tugas mereka kini semakin berat karena harus menghadapi tim favorit grup, Aljazair, di laga pamungkas. Mereka wajib meraih kemenangan yang hampir mustahil untuk bisa menjaga peluang lolos ke babak selanjutnya. (flash Score/Z-2)





