China menyatakan akan terus mengatur produksi baja mentah serta melarang penambahan kapasitas baru yang ilegal selama periode dari 2026 - 2030.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) menyatakan bahwa industri bahan baku, termasuk baja, saat ini menghadapi ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.
Baca Juga: Perkuat Stimulus Fiskal, China Targetkan Pertumbuhan 5 Persen di 2026
“Industri bahan baku perlu memperdalam reformasi sisi penawaran selama periode Rencana Lima Tahun ke-15 (2026–2030). Kami mendorong mekanisme seleksi alam atau survival of the fittest,” ujarnya, dilansir Senin (29/12).
Ekspor China terkait baja tercatat tetap kuat dan sebagian mengimbangi lemahnya permintaan dalam negeri. Namun, lonjakan ekspor tersebut memicu reaksi proteksionis dalam berbagai negara, dengan semakin banyak pemerintah memberlakukan hambatan perdagangan. Negara-negara tersebut menilai produk baja murah merugikan produsen lokal.
Beijing juga telah mengumumkan rencana penerapan sistem perizinan mulai tahun depan untuk mengatur ekspor ratusan jenis produk terkait baja. Langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menata ulang industri baja sekaligus meredam tekanan perdagangan internasional.
Baca Juga: Gaikindo: 83.000 Unit Mobil NEV China Terjual Hingga November 2025
Sebelumnya, Beijing menghentikan pertumbuhan produksi baja mentah sebagai bagian dari upaya menekan emisi karbon. Pengendalian produksi juga diberlakukan di tengah melemahnya konsumsi baja domestik akibat krisis berkepanjangan di sektor properti, yang menyebabkan industri baja mengalami kelebihan kapasitas.




