Israel Jadi Negara Pertama Akui Somaliland sebagai Negara Merdeka, Trump Sebut AS Belum Akan Mengikuti

erabaru.net
5 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Israel pada Jumat (26 Desember) secara resmi mengakui Somaliland sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, serta menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan diplomatik. Langkah ini langsung menuai kecaman keras dari Somalia dan Uni Afrika. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Washington masih perlu “mengkaji lebih lanjut” dan untuk sementara tidak akan mengikuti langkah Israel.

Menurut laporan AFP, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa sang perdana menteri “hari ini (26 Desember) secara resmi mengumumkan pengakuan terhadap Republik Somaliland sebagai negara yang merdeka dan berdaulat”, menjadikan Israel sebagai negara pertama di dunia yang melakukan pengakuan tersebut.

Kantor Netanyahu juga menyebutkan bahwa “pengumuman ini sejalan dengan semangat Abraham Accords.” Kesepakatan Abraham merupakan inisiatif yang didorong oleh Presiden AS Donald Trump pada akhir masa jabatan pertamanya pada tahun 2020, yang membuka jalan bagi normalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab dan Maroko—keduanya merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel memang berupaya memperluas dan memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara di Timur Tengah dan Afrika.

Presiden Somaliland, Abdirahman Mohamed Abdullahi, menyambut baik pengakuan tersebut dan menyebutnya sebagai awal dari sebuah “kemitraan strategis”.

Somaliland terletak di kawasan strategis Teluk Aden. Wilayah ini memiliki mata uang sendiri, paspor sendiri, serta angkatan bersenjata sendiri. Namun sejak mendeklarasikan pemisahan diri dari Somalia pada tahun 1991, Somaliland selama puluhan tahun berada dalam kondisi terisolasi secara internasional.

Sejak Abdullahi menjabat sebagai presiden tahun lalu, pengakuan internasional atas Somaliland telah menjadi prioritas utamanya.

Sumber-sumber menyebutkan bahwa di ibu kota Somaliland, Hargeisa, warga turun ke jalan untuk merayakan pengumuman tersebut. Banyak dari mereka mengibarkan bendera nasional Somaliland dengan penuh antusias.

Kecaman dari Somalia dan Sekutunya

Menanggapi langkah Israel tersebut, Kementerian Luar Negeri Somalia mengeluarkan pernyataan keras yang menyebut pengakuan itu sebagai “serangan yang disengaja terhadap kedaulatan Somalia” dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat merusak stabilitas dan perdamaian kawasan. Sejumlah negara lain juga ikut mengecam keputusan Israel.

Turki, yang merupakan sekutu dekat Somalia, menuduh Israel telah “mencampuri urusan dalam negeri Somalia”.

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengecam langkah Israel dan menegaskan kembali “dukungan penuh Mesir terhadap persatuan, kedaulatan, dan keutuhan wilayah Somalia”.

Uni Afrika menyatakan “penolakan tegas” terhadap keputusan Israel tersebut, serta memperingatkan bahwa “setiap upaya untuk merusak persatuan, kedaulatan, dan keutuhan wilayah Somalia dapat menciptakan preseden berbahaya, yang berpotensi berdampak luas terhadap perdamaian dan stabilitas seluruh benua Afrika”.

Ketua Komisi Uni Afrika, Mahamoud Ali Youssouf, menegaskan bahwa Somaliland “tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Republik Federal Somalia”. Somalia sendiri adalah negara anggota Uni Afrika.

Trump: AS Belum Akan Mengikuti Langkah Israel

Dalam wawancara telepon dengan New York Post saat berada di lapangan golf di West Palm Beach, Florida, Trump mengatakan, “Tidak, belum sekarang.” Ia bahkan melontarkan pertanyaan retoris dengan nada tinggi, “Apakah benar-benar ada orang yang memahami situasi Somaliland?”

Ketika ditanya mengenai kemungkinan Somaliland mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pelabuhan di kawasan strategis Teluk Aden, Trump menanggapi dengan santai dan menyebutnya sebagai “dibesar-besarkan”.

Ia menambahkan, “Semua ini masih dalam tahap kajian.”

Trump berkata, “Kami akan mempelajarinya. Saya mempelajari banyak hal, dan saya selalu membuat keputusan yang hebat—dan pada akhirnya terbukti sebagai keputusan yang benar.” 

Pertimbangan Strategis

Para analis menilai bahwa keputusan Israel untuk mengakui Somaliland didorong oleh berbagai pertimbangan strategis.

Sebuah laporan dari Institut Studi Keamanan Nasional Israel bulan lalu menyebutkan bahwa Israel membutuhkan mitra di kawasan Laut Merah berdasarkan berbagai kepentingan strategis, termasuk kemungkinan langkah di masa depan terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023, kelompok Houthi telah berulang kali melancarkan serangan terhadap Israel, yang mereka klaim sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza. Sebagai balasan, Israel juga telah berkali-kali melancarkan serangan udara terhadap target-target di Yaman.

Selain itu, negara daratan Ethiopia tahun lalu mencapai kesepakatan dengan Somaliland untuk menyewa sebagian garis pantai wilayah tersebut guna memperoleh akses pelabuhan dan pangkalan militer—langkah yang memicu kemarahan pemerintah Somalia.

Karena tidak diakui secara internasional, Somaliland menghadapi kesulitan besar dalam memperoleh pinjaman luar negeri, bantuan internasional, dan investasi asing. Akibatnya, wilayah ini hingga kini masih berada dalam kondisi kemiskinan yang sangat parah. (jhon)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kronologi Tenggelamnya Kapal Pinisi Pelatih Valencia di Labuan Bajo
• 6 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Kemensos Salurkan Bantuan Tanggap Darurat Bencana Sumatra Rp100,4 Miliar
• 2 jam lalutvrinews.com
thumb
Diserbu Pengunjung Sejak Dibuka, Planetarium Jakarta Sold Out Total dengan Kuota Ketat 200 Kursi per Show
• 20 jam lalutvonenews.com
thumb
Hojlund Cetak Brace, Napoli Kalahkan Cremonese 2-0 dan Naik ke Peringkat Dua Serie A
• 13 jam lalupantau.com
thumb
Demo Tolak UMP 2026 Digeser ke Monas, Bos Buruh: Demokrasi Makin Mundur
• 3 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.