FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bekas Agen Badan Intelijen Negara (BIN), Sri Radjasa Chandra mengungkap kondisi terbaru di Aceh. Usai bencana yang menerpa sejumlah titik.
“Khusus Aceh, saya punya data ya. Jadi yang terdampak itu ada 551.000 kepala keluarga, itu kepala keluarga ya, KK ya,” beber Sri dikutip dari Forum Keadilan TV, Senin (29/12/2025).
Data tersebut, kata dia, data terbaru. Terakhir diupdate pada 26 Desember 2025.
“Meninggal 505 orang. Luka berat 400. Ini per 26 tadi. Hari ini. Hilang 400 orang. Titik lokasi pengungsian ada di 2.124 titik,” terangnya.
Banyaknya titik pengungsian, karena sampai saat ini belum ada shelter resmi. Hanya berupa rumah dan fasilitas umum.
“Kenapa begitu tersebar? Jari karena memang situasi sampai tanggal ini, belum ada shelter-shelter. Jadi mereka ditampung di kantor kecamata, di rumah penduduk. Tersebar begitu kebanyak,” jelasnya.
Dia menekankan kondisi di Aceh saat ini, akses jalan banyak terputus akibat longsor.
“Nah, yang paling penting kita. Ketahui, ada jalan yang putus. Karena longsor, karena terbawa arus. Itu ada 1098 titik. Nah, kemudian jembatan putus ada 492 titik,” paparnya.
“Nah, itu bisa dibayangkan. Jadi kalau kita lihat tingkat kesulitannya bisa dikatakan mati ya, mati,” tambahnya.
Jangankan dalam keadaan pascabencana, dia mengatakan, dalam keadaan normal pun, mengakses sejumlah desa sulit. Apalagi dalam keadaan saat ini.
“Dalam keadaan normal pun, itu ketika hujan sulit masuk ke desa-desa. Untuk naik motor aja susah, dalam kondisi normal. Karena jalannya tanah falam keadaan normal,” terangnya.
Karenanya, dia mengungkap sampai saat ini penanganan pascabencana belum maksimal.
“Sampai kemarin pun, masih ada mereka-mereka yang tingkat pengangannya masih belum maksimal karena kondisi wilayahnya itu,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F29%2F2302c8527d38e7f98b2135e2e2696787-20251229wer1.jpg)
