Beban Jakarta Tak Berkurang Meski Ada IKN, Pramono: Saya Pikir Bakal Turun, Ternyata Enggak

suara.com
3 jam lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Pramono mengakui prediksinya meleset karena tekanan Jakarta justru meningkat pasca rencana IKN.
  • Pramono terkejut melihat minat tinggi pada lowongan PPSU, di mana 37.000 orang melamar untuk 1.100 kuota.
  • Tantangan utama Jakarta kini adalah meningkatnya ketimpangan sosial (Gini Ratio) yang diatasi dengan alokasi anggaran subsidi besar.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, blak-blakan mengenai prediksinya yang meleset terkait dampak perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Nusantara.

Mantan Menteri Sekretaris Kabinet ini awalnya membayangkan beban dan tekanan terhadap Jakarta akan menurun seiring berpindahnya pusat pemerintahan, namun realita di lapangan justru berkata sebaliknya.

“Dulu bayangan saya ketika ada rencana pemindahan ibu kota ke Nusantara, pasti tekanan terhadap Jakarta turun. Ternyata enggak. Tekanan terhadap Jakarta naik,” ujar Pramono dalam wawancara di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Senin (29/12/2025).

Menurut Pramono, Jakarta tetap menjadi magnet ekonomi dan harapan bagi masyarakat dari berbagai daerah. Bukannya melandai, arus pencari kerja dan kepadatan di Jakarta justru tetap menunjukkan tren yang tinggi.

Salah satu bukti nyata yang membuatnya terkejut adalah saat pembukaan lowongan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau yang dikenal sebagai Pasukan Oranye. Pramono menyebut jumlah pendaftar membludak di luar ekspektasi.

"Saya akan memberi contoh yang sederhana saja. Ketika saya membuka lowongan untuk Pasukan Oranye, PPSU, kuotanya 1.100, yang daftar 37.000 dalam waktu enggak lebih dari lima hari. Begitu dahsyatnya," ungkapnya.

Dari ribuan pendaftar tersebut, sebanyak 40 persen dari luar Jakarta. Lebih miris lagi, Pramono mengungkapkan bahwa tekanan ekonomi membuat persaingan kerja di level akar rumput menjadi sangat ketat.

Meski syarat pendidikan untuk PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) sudah diturunkan hingga tingkat SD agar lebih inklusif, nyatanya banyak lulusan tinggi yang justru mengincar posisi tersebut.

"Yang saya agak sedih kenapa ini saya ceritakan, padahal PPSU Pasukan Oranye itu syaratnya saya turunkan. Dulu SLTA menjadi SD. Tetapi yang daftar 30 persen itu adalah sarjana. Sehingga saya agak terpukul," tambah Pramono.

Baca Juga: Kisah Pramono Anung Panggil Damkar Jakarta Demi Evakuasi 'Keluarga' Kucing di Atap Rumah

“Artinya, dan rata-rata dari daerah yang menaruh harapan baru bahwa mereka tetap mengadu nasib di Jakarta,” lanjutnya.

Meski menghadapi kenyataan bahwa daya tampung Jakarta sudah sangat sesak (over capacity), Pramono menegaskan tidak akan mengambil langkah diskriminatif terhadap warga dari luar daerah.

Pramono mengatakan, ia bukanlah salah satu dari orang yang komplain dan tidak ingin adanya pembatasan di Jakarta.

“Saya mohon maaf Bang, saya termasuk yang tidak pernah komplain terhadap itu. Dan saya enggak mau ketika orang mengadakan harus ada pembatasan. Saya bilang enggak. Jakarta terbuka untuk siapa saja,” ujarnya.

Foto udara suasana dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (14/8/2025). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/bar]

Di sisi lain, Pramono mengakui bahwa tantangan terbesar Jakarta di tengah perpindahan IKN adalah melebarnya jurang ketimpangan sosial atau Gini Ratio.

Ia menyebut Jakarta dihuni oleh orang-orang terkaya di Indonesia, namun di saat yang sama banyak kelompok masyarakat yang hidup dalam tekanan ekonomi hebat.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tabrakan Beruntun 4 Kendaraan Mobil Ringsek dan Pemotor Luka Parah
• 10 jam lalurealita.co
thumb
Warga Lapau Munggu Sumatera Khawatir Banjir Susulan, Normalisasi Sungai Terhenti | SAPA PAGI
• 9 jam lalukompas.tv
thumb
Apa Kata Pekerja soal Kebijakan WFA Selama Libur Nataru?
• 2 jam laluidxchannel.com
thumb
Biaya Pilkada Mahal, Gerindra Dukung Kepala Daerah Dipilih DPRD
• 10 jam laluokezone.com
thumb
Rapor Manis BYD di Indonesia, Terjual 55 Ribu Unit di Bawah 2 Tahun
• 14 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.