Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat diharapkan menjadikan kondusivitas iklim investasi sebagai prioritas pada 2026 untuk menjaga serapan tenaga kerja. Khususnya untuk mencegah aksi premanisme.
"Pemprov [Jabar] kan sudah punya Satgas Anti Premanisme, jadi itu harus difungsikan," kata Ekonom asal Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi, Senin (29/12/2025).
Dia menjelaskan, di tengah upaya untuk meningkatkan arus investasi ke Tatar Pasundan untuk menyerap tenaga kerja lokal, jangan lagi ada kasus penggerudukan seperti yang terjadi pada Pabrik VinFast, di Kabupaten Subang beberapa waktu lalu. Nahasnya, peristiwa itu terjadi selang beberapa pekan setelah pabrik itu resmi beroperasi.
Acu, sapaan akrabnya, menilai dengan gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, hal ini tidak boleh lagi terjadi di 2026. Sehingga, iklim investasi akan kondusif.
"Kan jadi yang mau investasi ke Jabar agak ngeri juga kalau aksi seperti ini tidak diatasi," jelas dia.
Dia mengatakan, meskipun memang komitmen dari perusahaan akan memprioritaskan serapan tenaga kerja lokal, hanya saja memang perusahaan juga secara prosedural akan menyaring sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Baca Juga
- APBN Jabar Surplus Rp18,98 Triliun, Ini Data Lengkapnya
- Puluhan Industri Baru Hadir di Jabar pada 2026, Ini Kompetensi Yang Dibutuhkan
- Buruh KSPI Bakal Demo 29-30 Desember, Tolak Upah Minimum Jakarta & Jabar
"Itu normal prosedur itu dilakukan, tinggal SDM lokalnya sekitar pabrik bagaimana bisa menguasai kompetensi itu," ungkap dia.
Menurutnya ini menjadi pekerjaan rumah dari Pemerintah Daerah di tingkat kota/kabupaten dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar aksi seperti ini jangan lagi terjadi.
Pihaknya juga menyarankan agar pemerintah daerah membentuk tim evaluasi untuk mengkaji bagaimana keberadaan perusahaan yang sudah ada terhadap serapan tenaga kerja lokalnya. Sehingga perusahaan juga dipastikan melaksanakan komitmen dalam menyerap tenaga kerja lokal.
Dia juga berharap dengan berfungsi optimalnya Satgas Anti Premanisme, akan memberikan kondusivitas dunia usaha di Jawa Barat.
"Kan dampaknya nanti ke tenaga kerja juga, selain itu secara produk juga akan mendorong catatan PDRB Jabar," katanya.




