Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat ditutup turun pada perdagangan Senin (29/12) waktu setempat. Pelemahan ini dipicu aksi jual di sektor teknologi setelah indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi pada pekan lalu.
Indeks S&P 500 turun 0,35% ke level 6.905, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 0,50% ke posisi 23.474. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average terkoreksi 249 poin atau 0,51% dan ditutup di 48.461.
Saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) turut berada di bawah tekanan. Saham Nvidia turun lebih dari 1%, memangkas sebagian kenaikan lebih dari 5% yang dicatatkan pada pekan sebelumnya. Palantir Technologies, Meta Platforms hingga Oracle juga mencatatkan pelemahan kinerja saham.
Kepala Perdagangan dan Investasi E-Trade dari Morgan Stanley Chris Larkin mengatakan, sedikitnya agenda data ekonomi membuat pergerakan pasar pekan ini lebih ditentukan oleh momentum internal.
“Mengingat kalender ekonomi yang relatif sepi minggu ini, momentum internal bisa menjadi alur cerita utama pasar minggu ini,” ujar Larkin dikutip dari CNBC Selasa (30/12).
Menurut dia, jika pasar saham ingin menutup tahun dengan kenaikan dua digit dan berakhir di zona positif, sektor teknologi berpeluang kembali menjadi penopang utama.
Di sisi lain, harga perak mengalami koreksi tajam lebih dari 6% setelah sempat menembus level US$ 80 per ons untuk pertama kalinya. Penurunan ini terjadi setelah perak mencatat lonjakan harga yang signifikan sepanjang 2025, dengan kenaikan hampir 150%.
Pelemahan pasar juga terjadi setelah S&P 500 pada Jumat lalu sempat menyentuh level tertinggi intraday di 6.945,77 sebelum akhirnya menutup perdagangan nyaris stagnan.
Tahun ini indeks acuan di Wall Street naik lebih dari 17% pada tahun 2025. Dow Jones telah naik sekitar 14%, menempatkannya pada jalur untuk tahun terkuatnya sejak 2021. Nasdaq Composite telah berkinerja lebih baik sepanjang tahun ini, naik lebih dari 21%.
Wall Street juga sedang berada di tengah periode reli Santa Claus, sebuah periode yang secara historis kuat untuk pasar saham. Sejak tahun 1950, S&P 500 rata-rata mengalami kenaikan lebih dari 1% antara lima hari perdagangan terakhir tahun ini dan dua hari pertama tahun baru, menurut Stock Trader’s Almanac.
Meski kalender ekonomi pekan ini sepi, investor masih menanti rilis rapat Federal Reserve bulan Desember yang dijadwalkan terbit pada Selasa pukul 14.00 waktu setempat. Dokumen tersebut akan menjadi petunjuk tambahan terkait arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat menjelang 2026.



