Oleh: Syahnanto Noerdin, Jurnalis KompasTV dan Peliput Timwas Haji DPR RI 2023
Tahun depan (2026) akan menjadi tonggak sejarah baru bagi penyelenggaraan ibadah haji Indonesia. Alasannya, karena untuk pertama kali berada di bawah payung Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kemenhaj RI).
Baca Juga: Wamenhaj Dahnil Minta Percepatan Pemeriksaan Istithaah demi Kelancaran Pelunasan Haji
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia secara konsisten memberangkatkan ratusan ribu jamaah haji ke Tanah Suci setiap tahunnya.
Dengan kuota haji Indonesia pada 2026 yang mencapai 221.000 jemaah, Kemenhaj menghadapi berbagai ujian dan tantangan besar untuk mewujudkan pelayanan haji yang paripurna, efektif, dan memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi para jemaah.
Kompleksitas Penyelenggaraan Haji Indonesia
Penyelenggaraan haji di Indonesia dikenal sangat kompleks, melibatkan berbagai aspek multidimensional.
Manajemen haji mencakup administrasi, kesehatan, transportasi, akomodasi, hingga pembinaan spiritual yang semuanya harus terintegrasi dengan baik.
Dengan lebih dari 200.000 jemaah setiap tahun, koordinasi antarlembaga dan pemangku kepentingan menjadi kunci utama keberhasilan.
Studi menunjukkan bahwa kepuasan jemaah sangat bergantung pada kualitas pelayanan di setiap tahapan. Mulai dari pendaftaran, pembinaan pra-keberangkatan, layanan di Arab Saudi, hingga kepulangan.
Era digital juga menuntut Kemenhaj untuk berinovasi melalui teknologi informasi guna meningkatkan efisiensi dan transparansi.
Meski begitu, masih ada kendala kesenjangan digital, terutama di daerah terpencil dan di kalangan lansia.
Pembinaan jemaah juga harus holistik, mencakup kesiapan mental dan spiritual di samping manasik haji.
Tidak kalah penting adalah hubungan bilateral dengan Pemerintah Arab Saudi.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV
- Kementerian Haji dan Umrah
- ibadah haji 2026
- haji 2026
- ujian berat kemenhaj
- penyelenggaraan haji 2026
- haji dan umrah 2026




