Mualem Sebut Harga Daging di Aceh Capai Rp 300 Ribu, Nelayan Juga Sulit Melaut

kumparan.com
4 jam lalu
Cover Berita

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), menyoroti tingginya harga daging di daerahnya. Dia mengungkapkan, daging sapi di Aceh saat ini harganya bisa mencapai Rp 300 ribu.

Kenaikan harga tersebut, menurutnya, terjadi lantaran banyaknya ternak yang mati akibat bencana.

"Jadi daging yang termahal di seluruh Indonesia di Aceh, Pak, hari-hari biasa sampai 200 ribu per kilo Pak, mungkin dalam keadaan ini sampai Rp 300 (ribu) Pak. Karena banyak ternak yang (jadi) korban," kata Mualem dalam rapat koordinasi penanganan pascabencana bersama DPR dan pemerintah di Aceh, Selasa (30/12).

Rapat koordinasi ini dipimpin Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang didampingi Wakil Ketua DPR Saan Mustopa dan Cucun Syamsurijal.

Dari pihak pemerintah, ada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, serta Dirut Telkomsel dan PLN.

Dalam kesempatan tersebut, Mualem meminta kepada Mendagri Tito Karnavian dan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa agar bisa memberikan bantuan berupa daging atau sapi utuh untuk masyarakat.

Daging sapi, menurut dia, dibutuhkan apalagi menjelang Ramadan. Sebab, masyarakat Aceh, merayakan Ramadan tanpa makan daging tidak afdal.

"Jadi kepada Pak Mendagri dan Pak Purbaya mohon dagingnya Pak atau sapi utuh Pak untuk kita apakah jual atau kasih kepada masyarakat yang terdampak supaya dapat menikmati dagingnya Pak," ucap dia.

"Saya rasa kita boleh impor di mana-mana. Di Australia, di India yang murah. Ini saya sarankan Pak. Karena banyak ternak yang korban di tempat saya di kampung saya Pak, dia agennya sapi, sampai 300 ekor musnah Pak, terdampak banjir," sambung dia.

Di sisi lain, Mualem menyoroti sulitnya nelayan untuk melaut pascabencana. Sebab, sungai-sungai yang ada di sana mengalami pendangkalan, sehingga menyulitkan untuk bisa melaut.

"Sebenarnya 25 persen Pak orang Aceh nelayan berpencaharian ke laut. Jadi pada prinsipnya kita harus normalisasi kuala (muara sungai) Pak, kuala keluar masuk harus lancar Pak," tutur dia.

Karenanya, perlu ada normalisasi yang dilakukan agar aktivitas para nelayan bisa kembali normal.

"Sekarang, kuala-kuala, mereka yang berpencaharian ke laut, keluar tunggu air pasang Pak, masuk tunggu air pasang. Jadi pada hakikatnya untuk kita normalisasi," ujarnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad: Aceh Pelindung Malaysia dari Bencana
• 16 jam laluviva.co.id
thumb
Mendagri Perkirakan Anggaran Pemulihan Pascabencana di Sumatera Capai Rp59 Triliun
• 5 jam laluidxchannel.com
thumb
Berbagai Kebijakan Pendidikan Belum Berdampak Signifikan
• 3 jam lalukompas.id
thumb
Geliat Emiten Bakrie (DEWA) Dapat Kredit Jumbo hingga Rp 5 T dari BBCA dan BMRI
• 8 jam lalukatadata.co.id
thumb
Bantuan untuk Aceh Tertahan di Medan, Relawan Malang Bersatu Kecewa ke Pemerintah Sumut
• 23 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.