Penguatan care economy sangat penting sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas keluarga dan partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi.
Kerja perawatan yang selama ini banyak dilakukan perempuan kerap dipandang sebagai unpaid care work, padahal justru memiliki nilai ekonomi yang signifikan apabila dikelola secara sistematis.
Baca Juga: Gelar Paparan Publik Tahunan, Aracord Nusantara Group Perkenalkan Model Bisnis Baru Berbasis Ekosistem Logistik Ramah Lingkungan
Ini disampaikan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Veronica Tan, dalam Second High-Level Dialogue bertema “Low Fertility, High Return: Why Family Planning is the Essential Investment in Human Capital” yang diselenggarakan oleh UNFPA di Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Kita perlu mendorong sertifikasi dan peningkatan kapasitas para penyuluh, kader, serta pekerja perawatan di tingkat akar rumput, sehingga kerja-kerja perawatan dapat dimonetisasi, memberikan insentif yang layak, sekaligus mendorong peningkatan ekonomi lokal," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Selasa (3/12).
"Penguatan kualitas keluarga tidak semata-mata berorientasi pada jumlah kelahiran, melainkan pada kesiapan keluarga dalam merencanakan kehidupan, pengasuhan, dan masa depan anak. Pendekatan ini dinilai sejalan dengan upaya membangun ketahanan keluarga serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam jangka panjang," imbuhnys.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengapresiasi UNFPA atas penyelenggaraan diskusi tingkat tinggi ini sebagai ruang dialog strategis yang mempertemukan para pemangku kepentingan lintas sektor.



