jakarta.jpnn.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al-Washliyah (PP GPA) Aminullah Siagian mengapresiasi pencapaian kinerja Polri yang diakui dunia internasional.
Aminullah mengatakan hasil The Global Safety Report 2025 yang dirilis Gallup menempatkan Indonesia di peringkat 19 dari 144 negara.
BACA JUGA: 6 Polisi Tersangka Pengeroyokan Mata Elang, Polri Jamin Usut Tuntas
Indonesia mendapatkan skor 89 pada Law and Order Index. Menurut Aminullah, skor itu adalah tamparan keras bagi pihak-pihak yang terus menggiring opini bahwa Indonesia dalam kondisi darurat keamanan.
Menurut Aminullah, fakta bahwa 83 persen warga Indonesia merasa aman berjalan sendirian di malam hari merupakan realitas sosial yang tidak bisa dipatahkan propaganda politik.
BACA JUGA: Warga Pilih Lapor Damkar, Jimly Asshiddiqie Sebut Polri Siap Berubah
“Rakyat merasakan aman, dunia mengakui, tetapi ada segelintir elite yang terus berteriak seolah negara ini runtuh. Pertanyaannya, siapa yang sebenarnya sedang bermain api?” kata Aminullah, Selasa (30/12).
Aminullah menilai serangan terhadap Polri saat ini bukan lagi kritik konstruktif, melainkan sudah masuk wilayah politik pembusukan institusi negara.
BACA JUGA: Polri Tegaskan Polisi di Instansi Lain Tidak Rangkap Jabatan
“Kritik yang berbasis data itu sehat. Namun, delegitimasi yang membabi buta, menutup mata dari fakta objektif, dan sengaja membangun ketidakpercayaan publik bukan aktivisme. Itu sabotase terhadap negara,” ujar Aminullah.
Aminullah mengatakan melemahkan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum sama dengan merendahkan kedaulatan negara.
“Tidak ada negara berdaulat yang membiarkan aparatnya dihancurkan framing jahat. Demokrasi tanpa kepercayaan pada hukum akan berubah menjadi anarki,” kata Aminullah.
Dia juga mengaitkan stabilitas keamanan dengan posisi strategis Indonesia di dunia. Merujuk survei Lowy Institute 2025, Indonesia berada di peringkat kelima negara paling berpengaruh di dunia dan nomor satu di ASEAN.
“Pengaruh global tidak lahir dari negara yang aparatnya tidak dipercaya. Dunia melihat Indonesia stabil, sedangkan sebagian pihak di dalam negeri justru sibuk meruntuhkan fondasinya,” tambah Aminullah.
Aminullah menegaskan hasil Survei Litbang Kompas pada November 2025 yang menempatkan Polri sebagai lembaga penegak hukum paling dipercaya dengan tingkat kepercayaan 78,2 persen adalah mandat politik dari rakyat yang wajib dihormati.
Dia juga menyoroti data bahwa 84,1 persen masyarakat percaya Polri mampu melindungi wilayahnya. Selain itu, dia menyebut mayoritas publik merasa lebih terlindungi, bukan terintimidasi oleh kehadiran aparat.
“Siapa pun yang mengabaikan suara mayoritas rakyat dan menggantinya dengan narasi kebencian sejatinya sedang berhadapan dengan kehendak publik itu sendiri,” tegas Aminullah.
Aminullah meminta negara tidak bersikap permisif terhadap upaya pembusukan institusi penegak hukum.
“Negara tidak boleh kalah oleh teriakan segelintir orang. Kritik silakan, tetapi jika sudah mengarah pada delegitimasi sistematis, negara wajib hadir dan tegas,” ujarnya.
Meskipun demikian, Aminullah menegaskan dukungan GP Al-Washliyah terhadap Polri tetap bersifat kritis dan bermoral, bukan pembenaran tanpa batas.
“Kami mendukung Polri yang profesional, berintegritas, dan berpihak pada keadilan. Kami juga akan berdiri paling depan membela institusi negara dari upaya penghancuran kepercayaan publik,” kata Aminullah.
Aminullah menegaskan posisi ideologis GP Al-Washliyah sebagai kekuatan pemuda Islam yang berdiri di garis depan menjaga negara.
“Pemuda tidak boleh netral ketika negara diserang dari dalam. GP Al-Washliyah memilih berpihak pada keutuhan negara, konstitusi, dan institusi yang bekerja untuk rakyat,” kata Aminullah. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil


