Di usia senjanya yang ke-75, aktor senior Zainal Abidin Zetta atau yang akrab disapa Diding Boneng, harus menelan pil pahit. Rumah yang menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya sejak kecil di RW 08 Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, kini setengahnya rata dengan tanah.
Musibah itu terjadi pada Minggu (28/12) malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Ironisnya, rumah tersebut justru ambruk saat cuaca sedang tenang, setelah badai dan hujan deras sempat mengguyur rumahnya di sore hari.
"Hujannya sore, Magrib berhenti. Ini robohnya jam 21.00 WIB, sudah enggak hujan," kenang Diding Boneng dengan nada getir saat ditemui kumparan, Selasa (30/12).
Boneng menyebut, rumahnya roboh begitu cepat dalam satu malam. Kerusakan bermula dari ruang tengah, merembet ke dapur, hingga akhirnya menyambar ke bagian depan.
Di tengah gemuruh kayu dan atap yang mulai berjatuhan, sebuah keajaiban menyelamatkan buah hatinya.
Saat itu, anak Boneng sedang berada di dalam kamar dan belum terlelap. Firasat kuat tiba-tiba muncul saat terdengar suara asing dari langit-langit rumah. Anak Boneng segera lari keluar dan selamat.
"Anak saya belum benar-benar tidur. Ada suara, kayaknya mau roboh. Dia keluar lari, pas dia keluar (rumah) langsung ambruk. Saya posisinya sedang di luar," cerita Boneng.
Rumah Penuh Kenangan Diding BonengBagi Boneng, rumahnya bukan sekadar bangunan. Ini adalah warisan turun-temurun yang menyimpan berbagai kenangan, dari masa kecilnya hingga perjalanan kariernya di dunia film.
"Saya saja sudah 75 tahun. Saya buka mata, rumah ini sudah ada. Waktu orang tua saya muda, rumah ini sudah ada," ungkap Boneng.
Pantauan kumparan di lokasi pada Selasa (30/12), kondisi kediaman sang aktor senior nampak memprihatinkan.
Kerusakan parah terlihat di bagian dapur, ruang tengah, hingga lima kamar di bagian dalam.
Hampir semua atap telah roboh, menyisakan pemandangan langit yang terbuka hampa tanpa perlindungan.
Beberapa tukang terlihat mulai memasang patok ceker ayam untuk membangun ulang pondasi. Sepuluh sak semen telah tiba, sementara warga sekitar bergotong royong mengumpulkan puing-puing yang berserakan.
Bagian teras yang masih sedikit kokoh kini dialihfungsikan untuk menampung barang-barang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Sementara Boneng masih menumpang di rumah temannya, yang berjarak 100 meter dari rumahnya, usai dua malam menumpang di rumah Pak RW.




