Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Lumajang
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu pagi. Aktivitas vulkanik tersebut tercatat terjadi sebanyak tiga kali dengan ketinggian kolom abu mencapai hingga 900 meter di atas puncak.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, mengatakan erupsi pertama terjadi pada pukul 00.04 WIB. Namun, secara visual letusan tidak teramati dan hanya terekam melalui alat pemantau.
“Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.04 WIB dengan visual letusan tidak teramati, tetapi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 150 detik,”kata Sofian dalam keterangan yang dikutip, Rabu, 31 Desember 2025.
Erupsi kedua kemudian terjadi pada pukul 05.34 WIB. Pada peristiwa tersebut, kolom letusan teramati setinggi sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 130 detik,”jelasnya.
Sementara itu, erupsi ketiga terjadi pada pukul 06.29 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai sekitar 900 meter di atas puncak. Arah sebaran abu terpantau menuju timur dan tenggara.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 125 detik,”ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level III atau Siaga. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi bagi masyarakat di sekitar kawasan gunung api.
“Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi,”tegasnya.
Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya lontaran batu pijar,”lanjutnya.
Mukdas Sofian juga mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas, guguran lava, serta aliran lahar di sepanjang sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk sungai-sungai kecil yang merupakan anak aliran Besuk Kobokan.
Editor: Redaksi TVRINews




