Waspada! BNPT Beberkan Model Baru Perekrutan Paham Radikal: Anak-anak Jadi Target Baru!

disway.id
4 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menemukan fakta terbaru dalam pola perekrutan terorisme atau paham radikal yang menargetkan anak-anak.

Hal itu dipaparkan Kepala BNPT Komjen (Purn) Eddy Hartono dalam Rilis Akhir Tahun dan pernyataan Pers 2025.

BACA JUGA:Capaian BNPT: Gagalkan 27 Rencana Aksi Teror dalam Kurun Waktu 2023-2025

BACA JUGA:PSSI Pastikan Seleksi Pelatih Timnas Indonesia Secara Profesional, Tanpa Intervensi Erick Thohir

Eddy mengatakan, bahwa ada pola baru perkerutan terorisme atau paham radikal yang menyasar kelompok usia 10 hingga 17.

“Proses radikalisasi di samping terhadap pemuda, juga terhadap kelompok anak, kisaran 10 sampai 17 tahun, dan ini terus berkembang dan menjadi atensi kita bersama,” ujar Kepala BNPT dalam paparan akhir tahun, di Jakarta, Selasa, 30 Desember 2025. 

Dalam data BNPT, sepanjang 2025 aparat penegak hukum menindak 112 anak terindikasi papar radikal melalui platform media sosial. Data itu tersebar di 26 provinsi.

Soroti Baiat Mandiri

Eddy juga mendapat temuan bahwa kebanyakan dari korban yang terpapar telah melakukan baiat mandiri. Sehingga paham radikal masuk tanpa kontak langsung dengan jaringan teroris.

“Bahkan di antara mereka ada yang baiat sendiri, baiat mandiri. Ini titik sebelum tahap awal,” jelasnya.

BACA JUGA:Rilis Akhir Tahun Polri, Listyo Soroti Ancaman Global: Singgung Kerusuhan Nepal dan Brasil

Menurut Eddy, radikalisasi anak berlangsung cepat akibat algoritma platform digital. Jika dibandingkan sebelum menggunakan media sosial, radikalisasi konvensional butuh waktu dua sampai lima tahun.

"Sekarang dengan ruang digital hanya butuh tiga sampai enam bulan,” ungkapnya.

Paparan radikal terjadi melalui media sosial hingga game online yang memiliki fitur private chat dan voice chat. Ia menyebut fenomena ini sebagai digital grooming, di mana pelaku membangun kedekatan emosional sebelum menarik korban ke kelompok tertutup.

“Di situ dimainkan normalisasi perilaku, didoktrin tentang nilai-nilai ISIS, diajarkan bahwa demokrasi itu haram dan aparat itu thogut,” katanya.

BNPT memastikan intervensi dilakukan sebelum masuk tahap eksploitasi.

  • 1
  • 2
  • »

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Habib Jafar Ungkap Kesedihan dan Harapannya untuk Onad yang Sedang Jalani Rehabilitasi Narkoba
• 5 jam lalugrid.id
thumb
Kubu Jokowi Vs Penggugat Ijazah Jokowi di PN Solo usai Hakim Nilai Sejumlah Bukti Gugatan Tak Valid
• 5 jam lalukompas.tv
thumb
Bukan Sekadar Jalan-Jalan, Ini Alasan Liburan Penting bagi Core Memory Anak!
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Populer: Amazon Service Tak Jadi Pemungut PPN; IHSG 2025 Ditutup di 8.646,9
• 12 jam lalukumparan.com
thumb
Gen Z dan White Supremacy, Haruskah Kita Mulai Gelisah?
• 11 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.