Polemik Usulan Kepala Daerah Dipilih Lewat DPRD, DPR Singgung Mahalnya Ongkos Politik

viva.co.id
9 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi II DPR RI, Azis Subekti angkat bicara soal usulan kepala daerah dipilih melalui DPRD. Ia mengatakan usulan tersebut tak seharusnya dinilai sebagai kemunduran demokrasi.

"Wacana ini kerap disederhanakan sebagai tarik-menarik antara demokrasi dan kemunduran politik. Padahal, persoalan sesungguhnya bukan terletak pada romantisme bentuk demokrasi, melainkan pada keberanian membaca realitas dan mengoreksi sistem agar tetap bekerja untuk rakyat," kata Azis dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 31 Desember 2025.

Baca Juga :
Pilkada Jalan Tengah
Dasco, Cak Imin, Zulhas, Bahlil Kumpul, PKB: Bahas Hal untuk Kebaikan Bangsa

Di sisi lain, Azis tak memungkiri bahwa Pilkada langsung menjadi terobosan penting untuk mendekatkan rakyat kepada calon pemimpinnya. Namun, ia menyoroti berbagai permasalahan yang ada dalam mekanisme Pilkada langsung. Salah satunya, yaitu ongkos politik yang tinggi.

Anggota Komisi II DPR RI, Azis Subekti
Photo :
  • Dok. Istimewa

"Biaya atau ongkos politik yang sangat tinggi telah mendorong kompetisi berbasis modal, bukan gagasan. Di banyak daerah, calon kepala daerah harus mengeluarkan ongkos yang jauh melampaui kapasitas pendapatan resminya. Konsekuensinya terlihat jelas, praktik transaksional sebelum dan sesudah pemilihan, kebijakan yang sarat kepentingan, hingga kepala daerah yang berhadapan dengan persoalan hukum," katanya.

Selain itu, lanjut dia, muncul permasalahan lain di antaranya polarisasi sosial hingga sengketa hasil Pilkada yang menghilangkan substansi dari demokrasi itu sendiri.

Politikus Gerindra itu menilai pemilihan kepala daerah melalui DPRD perlu dipertimbangkan secara rasional. Sebab, DPRD sebagai lembaga perwakilan yang juga lahir dari mandat rakyat.

"Pemilihan kepala daerah melalui DPRD merupakan salah satu opsi konstitusional yang layak dipertimbangkan secara rasional. DPRD adalah lembaga perwakilan yang lahir dari mandat rakyat dan bekerja dalam ruang politik yang relatif lebih terawasi," kata Azis.

Ilustrasi surat suara pemilu
Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

"Dengan desain yang transparan, uji publik terbuka, penyampaian visi-misi yang terukur, rekam jejak calon yang dapat diuji, serta pengawasan media, mekanisme ini berpotensi menekan biaya politik dan memindahkan kompetisi dari arena mobilisasi uang ke arena gagasan dan kapasitas kepemimpinan," sambungnya.

Baca Juga :
Gerindra Nilai Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD jadi Langkah Berani, Ini Alasannya
Waka MPR Sebut Usulan Pilkada Dipilih DPRD Layak Dikaji, Tak Langgar Konstitusional
Gema Bangsa: Kepala Daerah Dipilih DPRD Kemunduran Demokrasi

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Presiden Prabowo Akan Nonton Layar Tancap dengan Pengungsi di Tapsel saat Malam Tahun Baru
• 45 menit laluidxchannel.com
thumb
Pemulihan Bencana di Sumatera: Suara Korban dan Spiral of Silence
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Sederet Catatan Ekonom tentang Perekonomian Lampung 2025, Apa Saja?
• 13 jam lalukompas.id
thumb
Sangihe di Bawah Bayang-Bayang Tambang: Ketika Kedaulatan Hukum Terbentur Tembok Korporasi
• 9 jam laluerabaru.net
thumb
Transjakarta Perpanjang Jam Operasi Layanan Saat Malam Tahun Baru
• 15 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.