Pemulihan aliran listrik di lokasi bencana Sumatera menemui banyak tantangan. Salah satunya akses jalan yang masih tertutup lumpur.
Ini juga dialami petugas PLN di Kampung Arul Badak, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Truk dan mobil pendukung untuk memperbaiki aliran listrik terjebak di jalan yang masih tertutup lumpur.
Petugas dan warga harus turun, bahu membahu menarik truk agar keluar dari jalan berlumpur.
Tampak lebih dari 50 warga bergotong royong menarik truk Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Takengon yang membawa material perbaikan kelistrikan. Truk tersebut melintas di jalan tanah yang dipenuhi material longsor.
“PLN ULP Takengon bersama masyarakat Arul Badak, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, bahu-membahu menarik mobil pengangkut material perbaikan kelistrikan. Semangat gotong royong membangun negeri,” tulis akun @lintasgayo.
Meski menghadapi jalan licin dan berlumpur, hal tersebut tidak menyurutkan semangat petugas untuk memulihkan pasokan listrik yang terdampak bencana. Sejumlah petugas tampak memanjat tiang listrik guna memperbaiki kabel dan material yang rusak.
Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (31/12), masih beberapa kampung yang terisolasi akibat sulitnya akses darat. Bahkan, ada tiga desa yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki, yakni Desa Serule, Atu Payung, dan Jamur Konyel di Kecamatan Bintang.
Meski demikian, bantuan logistik serta kebutuhan energi bagi warga di ketiga desa tersebut tetap disalurkan melalui jalur udara.
Ubah GOR Jadi Gudang LogistikPerum BULOG memanfaatkan Gedung Olahraga (GOR) Sport Center Aceh Tamiang sebagai gudang penyimpanan cadangan beras. Beras ini digunakan untuk memasok kebutuhan pangan warga sekitar pascabencana.
Langkah strategis ini diambil menyusul mulai meredanya dampak bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera, yang ditandai dengan pindahnya masyarakat dari gedung yang sebelumnya pengungsian.
Rabu (31/12), BULOG telah mengantongi izin penggunaan fasilitas olahraga tersebut untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat terdampak.
GOR ini diperkirakan memiliki kapasitas tampung antara 50 hingga 60 ton beras. Dalam implementasi di lapangan, setiap tumpukan beras menggunakan 25 palet plastik untuk menjaga kualitas dan kelembapan komoditas agar tetap layak konsumsi.
Di dalam gedung tersebut, stok beras BULOG ditempatkan berdampingan dengan lokasi istirahat personel TNI dari lima batalion di Aceh. Tim dari batalion tersebut turut membantu proses penumpukan dan pengamanan stok pangan di lokasi.
Sinergi ini memastikan distribusi bantuan logistik dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terorganisir ke wilayah-wilayah yang masih membutuhkan.
Penurunan Drastis Data PengungsiBerdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah warga yang bertahan di pengungsian akibat banjir dan longsor menunjukkan tren menurun.
Hingga Selasa (30/12), tercatat sebanyak 395.795 jiwa masih mengungsi. Angka ini turun drastis jika dibandingkan dengan periode puncak bencana yang sempat menyentuh angka 1 juta jiwa.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa penurunan ini dipicu oleh mulai pulihnya akses transportasi di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat.
"Jalur utama seperti Banda Aceh-Medan dan penghubung antar-kabupaten lainnya sudah kembali terbuka," katanya.
Meskipun jalur utama mulai lancar, BNPB tetap memprioritaskan pemenuhan logistik bagi 400 ribu pengungsi yang belum bisa kembali ke rumah.
Perbaikan infrastruktur, seperti jembatan di rute Bener Meriah-Bireuen, terus dikebut guna memperlancar arus distribusi pangan dari gudang darurat.




