Mendesak, Sulsel Butuh Moda Transportasi Massal Berkelanjutan

harianfajar
4 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, MAKASSAR — Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sulsel Mukhtar Thahir Syarkawi menyampaikan bahwa kota besar seperti Makassar sudah semestinya memiliki moda transportasi massal yang representatif dan menjadi idaman masyarakat.


Kehilangan satu koridor Teman Bus sudah seharusnya diantisipasi oleh Pemprov Sulsel dengan mengambil alih pengelolaan dan subsidinya.


Menurut ia, program Teman Bus hanyalah bantuan dari Kemenhub bagi pemprov yang sifatnya sementara. Oleh karena itu, pemprov harus berkoordinasi dengan Pemkot Makassar untuk kelanjutannya.


“Bahkan sampai sekarang saya masih melihat Kota Makassar sebagai kota yang belum memiliki transportasi massal yang jelas. Jadi yang saya sampaikan adalah segera harus diambil alih,” ujar Mukhtar.


Mukhtar menyebut bahwa yang paling mendesak saat ini adalah memastikan keberlanjutan transportasi massal itu. Apalagi peminat dan pengguna manfaatnya sangat banyak, terutama mahasiswa.


Terkait tuntutan akan fasilitas yang serupa dengan Teman Bus, Mukhtar menilai itu dapat dikembangkan seiring dengan berjalannya program tersebut.


“Tetapi pemerintah provinsi harus berkomitmen untuk terus memajukan, bahkan harus lebih baik dari yang ada sekarang. Karena ini kepentingannya adalah untuk orang-orang yang tidak punya kesempatan menggunakan kendaraan pribadi, atau bahkan tidak punya motor. Termasuk anak sekolah dan mahasiswa, itu yang paling berkepentingan,” ulas Mukhtar.


Jika tidak segera diambil alih, maka akan banyak masyarakat yang dirugikan. Utamanya mereka yang selama ini menggantungkan harapan pada transportasi massal untuk bepergian. Jika ini tidak dilakukan secepatnya, maka ia meyakini bahwa Makassar semakin hari semakin bermasalah dari segi transportasi.


“Saya selalu mengatakan bahwa transportasi di kota itu sudah harus menjadi kebutuhan pokok, sama seperti beras, listrik, dan air. Di daerah luar perkotaan mungkin belum terlalu signifikan untuk dijadikan kebutuhan pokok, tetapi di kota—apalagi sekelas Makassar—itu harus menjadi kebutuhan pokok. Transportasi massal bisa memicu pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemacetan, dan mengurangi dampak lingkungan,” papar Mukhtar.


Dengan hilangnya satu koridor tersebut, yang merupakan salah satu koridor dengan peminat terbanyak, di mana banyak masyarakat yang membutuhkan, termasuk mahasiswa, akhirnya akan kehilangan wadah. Dampaknya adalah terhadap kemacetan dengan hilangnya satu koridor ini.


Teman Bus hanyalah alat untuk mendorong pemerintah agar menyiapkan sistem transportasi yang lebih baik. Bahkan, menurut ia, koridornya harus ditambah. Kalau koridor ditambah, itu akan semakin mengurangi kemacetan. Karena angkutan umum lain seperti pete-pete bisa berkurang perannya dengan sendirinya jika layanan bus ini berjalan dengan baik.


Selain itu, layanan transportasi ini juga perlu diintegrasikan dengan angkutan feeder seperti yang terjadi di Jakarta. Di sana sudah terintegrasi sistem satu kali bayar dengan beragam moda, bisa naik bus, kereta, termasuk angkutan feedernya.

Menurut dia, seharusnya angkutan pete-pete didorong untuk menjadi feeder, dan pemerintah membiayainya melalui sistem tersebut.


“Saya sangat setuju dengan konsep integrasi. Meskipun ada tantangan pertemuan angkutan bus dengan angkutan lainnya. Tetapi sebagai pemerintah, tentu memiliki kewenangan dan fasilitas. Masa tidak bisa dilakukan perbaikan, masa tidak bisa dilaksanakan dengan baik? Setiap hal yang bermanfaat pasti ada tantangannya,” terangnya.


Kita masih ingat dulu bagaimana ojek online dilarang, bagaimana transportasi daring ditolak dan dilawan oleh angkutan konvensional. Sekarang justru sebaliknya. Jadi sesuatu yang baik itu pasti memiliki tantangan,” tandasnya.


Ia juga mendorong pemerintah provinsi untuk mulai memikirkan angkutan yang berbasis listrik atau energi matahari. Bukan hanya memikirkan persoalan angkutan massal saat ini, tapi yang harus dikembangkan adalah transportasi massal ke depan yang lebih ramah lingkungan. (uca)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dewa United Gagal Curi Poin Penuh di Kandang Bali United, Jan Olde Sorot Lini Depan
• 22 jam lalutvonenews.com
thumb
Guinea Gelar Pemilu Pertama usai Kudeta 2021
• 20 jam laluidntimes.com
thumb
Gedung Hunian Terpanjang di Dunia Hampir 3 Km, Menampung Lebih dari 10.000 Orang
• 1 jam laluerabaru.net
thumb
Wall Street Ditutup Melemah Tipis Jelang Tutup Tahun
• 14 jam lalukumparan.com
thumb
ESDM Sebut Tak Ada Kerusakan Lingkungan di WKP Baturaden, Pastikan Pengelolaan Terpantau
• 18 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.