Gawat, Super Flu Terditeksi Masuk RI, Begini Gejalanya

jpnn.com
1 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Varian Influenza A (H3N2) subclade K atau Super Flu sudah terditeksi masuk ke Indonesia. Masyarakat diminta untuk mewaspadai virus tersebut.

Data terbaru Amerika Serikat per 30 Desember 2025, menunjukkan aktivitas influenza berada pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di 32 negara bagian, meningkat dari sebelumnya di 17 negara bagian.

BACA JUGA: 3 Manfaat Air Serai Campur Kayu Manis, Bantu Obati Flu

Anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Nastiti Kaswandani Sp.A(K) mengatakan masyarakat perlu mewaspadai H3N2 yang viral dengan istilah superflu ini.

"Karena penularannya cepat, jadi satu orang itu bisa menulari 2-3 orang sekitarnya, diperkirakan varian ini mungkin bisa menulari lebih tapi belum ada penelitiannya,” kata Nastiti dikutip Kamis (1/1).

BACA JUGA: 6 Makanan yang Aman Anda Konsumsi Saat Terserang Flu

Nastiti mengatakan H3N2 mudah menular dan bermutasi serta berpotensi untuk menimbulkan epidemi atau kasus influenza massal yang bisa menyebabkan pasien-pasien itu banyak terkena sakit dan harus di rawat rumah sakit.

Nastiti menjelaskan, ciri-ciri penderita Super Flu ini adalah, demam tinggi, menggigil, sakit kepala, sampai nyeri tenggorokan maupun gejala-gejala flu.

"Kalau didalami lebih lanjut mengenai subclade K varian dari flu A H3N2 dia tidak bisa dideteksi secara klinis, artinya dokter kalau melihat saja bahkan tidak bisa membedakan ini influenza atau bukan influenza, hanya mungkin bisa menduga ini secara klinis mirip influenza,” katanya.

Influenza bisa dideteksi dengan rapid test, dengan pemeriksaan swab, namun untuk mendeteksi H3N2 dengan variannya subclade K harus dilakukan genome sequencing di laboratorium yang canggih seperti saat Covid-19.

Gejala influenza H3N2 yang mirip dengan influenza A bisa berisiko tinggi pada kelompok balita dan lansia karena menimbulkan keparahan, kelompok risiko lainnya yakni pasien dengan komorbiditas atau penyakit kronik, penyakit jantung bawaan pada anak dan kardiovaskular pada dewasa, penderita kanker, dan pasien dengan obat yang menekan imunitas.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Majelis Hakim Bebankan Biaya Restitusi Rp32 Juta pada Terdakwa Kasus Kematian Prada Lucky
• 6 jam lalukompas.tv
thumb
Belum Usai Dampak Bencana Ekologis, Aceh Dilanda Gempa Berulang, Status Gunung Api Naik
• 2 jam lalukompas.id
thumb
Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta Gandeng Bawaslu RI Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif Demi Pemilu Berintegritas
• 8 jam lalujpnn.com
thumb
CIMB Niaga Hadirkan Cashback 20% di Green SM Gunakan QRIS OCTO
• 20 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
BPJS Kesehatan Catat Capaian Penyelenggaraan JKN Sepanjang 2025
• 8 jam laluidntimes.com
Berhasil disimpan.