Saham emiten-emiten terafiliasi konglomerat melesat dan menjadi motor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2025. IHSG naik 22% sepanjang tahun ini dan berhasil mencetak 24 kali rekor tertinggi atau all time high.
Berdasarkan data yang dirangkum Katadata dari Stockbit, terdapat saham terafiliasi konglomerat yang bahkan melonjak hingga ribuan persen. Dua di antaranya adalah saham yang digenggam suami Ketua DPR Puan Maharani, Happy Hapsoro, PT Bukit Uluwatu Tbk (BUVA) dan PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI).
Harga saham BUVA melonjak 2.680%, sedangkan PADI melesat 1.130% sepanjang tahun ini. Saham lainnya yang juga melonjak ribuan persen adalah PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang terafiliasi Haji Isam.
Selain itu, ada PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang baru IPO tahun ini, tetapi naik paling tinggi yakni mencapai 3.780%. Saham ini turut digenggam adik dari Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo sejak 9 Desember 2025. Namun, belum dipublikasikan jelas berapa persentase kepemilikannya.
Otto Toto Sugiri dan Mariana BudimanMeski tak naik ribuan persen, lonjakan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) berhasil membawa dua pemilik sekaligus pendirinya, Otto Toto Sugiri dan Mariana Budiman masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Kekayaan keduanya melampaui sejumlah konglomerat lama seperti Chairul Tanjung hingga pemilik Lippo Grup Mochtar Riyadi.
Harga saham DCII melesat 375% sepanjang tahun ini ke level Rp 200 ribu dan masih menjadi saham termahal pada pengujung tahun ini. Harga sahamnya bahkan pernah mencapai Rp 398 ribu. Adapun apitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 476 triliun. Toto Sugiri memiliki 29,9% saham DCII, sedangkan Mariana Budiman memiliki 22,5% saham DCII.
Berdasarkan daftar orang terkaya versi Majalah Forbes yang dirilis pada 10 Desember 2025, Toto Sugiri berada diposisi ke-6 dengan total kekayaan US$ 11,2 miliar atau Rp 186,9 triliun (kurs Rp 16.688 per dolar AS). Sedangkan Mariana Budiman berada diurutan ke-9 dengan kekayaan US$ 8,2 miliar atau Rp 136,84 triliun.
Lantas, siapa saja konglomerat yang menangguk cuan besar dari lonjakan harga saham pada tahun lalu?
Prajogo PangestuPrajogo Pangestu menempat posisi ke-2 dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes setelah dua setelah dua bersaudara Hartono yang merupakan pemilik Grup Djarum dan BCA. Kekayaanya berdasarkan data pada 10 Desember mencapai US$ 39,8 miliar atau setara Rp 664 triliun, naik dibandingkan tahun lalu US$ 32,5 miliar. Sedangkan pada akhir tahun ini tercatat sebesar US$ 38,8 miliar atau Rp 647 triliun.
Kenaikan kekayaan Prajogo tak lepas dari kinerja saham emiten-emitennya yang moncer sepanjang tahun ini. Ia juga baru saja melepas salah satu perusahaanya melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang mengukir rekor oversubscribe tertinggi sepanjang sejarah.
Harga saham CDIA naik 779% sejak diperdagangkan perdana di BEI pada 9 Juli 2025. Tak hanya CDIA, kinerja harga saham emiten Prajogo lainnya juga terbilang melesat. Sepanjang 2025, harga saham PT Petrosea Tbk (PTRO) naik 295%, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 111%, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melesat 255%. Sedangkan harga PT Barito Renewalble Energy Tbk (BREN) naik 4,58% dan PT Chandra Asri Tbk (TPIA) justru turun 6,67%.
Keluarga Widjaja (Grup Sinarmas)Keluarga Widjaja yang memiliki Grup Sinarmas masuk dalam posisi ketiga dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$ 28,3 miliar atau setara Rp 472 triliun pada 10 Desember 2025. Posisinya naik dibandingkan tahun lalu yang berada diperingkat keempat seiring dengan lonjakan kekayaan dari sebelumnya US$ 18,9 miliar.
Lonjakan kekayaan keluarga Widjaja tak lepas dari kinerja saham salah satu emiten miliki konglomerat ini, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang baru saja masuk indeks MSCI pada Agustus 2025. Harga saham DSSA melesat 173% sepanjang tahun ini dan bertengger di level Rp 101.000 pada akhir tahun ini.
Kenaikan harga saham juga terjadi pada emiten grup Sinarmas lainnya meski tak setinggi DSSA. Harga saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk misalnya, naik 21,76% sepanjang tahun 2025 ke level Rp 7.275, sedangkan harga saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) naik 25% ke level Rp 8.500.
Keluarga BakrieKeluarga Bakrie tak masuk dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes pada 2025 meski harga saham emiten-emiten terafialisi grup konglomerat ini melesat pada sepanjang tahun ini.
Lonjakan harga saham pada 12 emiten yang terafiliasi dengan grup ini mencapai ratusan persen. Harga saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) terbang 700%, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) melesat 780%, dan PT Graha Andrasentral Propertindo Tbk (JGLE) melonjak 583%, dan PT Energi Mega Persada (ENRG) naik 503% pada sepanjang 2025.
Selain itu, terdapat saham PT Derma Hanwa Tbk (DEWA) yang melesat hingga 583%, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk yang naik 550%, PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) terdongkrak 349%, PT Bakrielan Development Tbk naik 275%, dan PT Bakre & Brothers Tbk naik 263%.
Adapula lonjakan pada saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang mencapai 218%, PT Ancara Logistic Indonesia Tbk (ALII) sebesar 236%, dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebesar 210%.
Happy HapsoroKinerja saham-saham di bawah kendali Happy Hapsoro melesat sepanjang 2025. Suami dari Ketua DPR Puan Maharani ini menggenggam saham sejumlah emiten, antara lain PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), dan PT Sanuharsta Mitra Tbk (MINA).
Harga saham BUVA melonjak 2.680%, RATU melesat 757%, MINA terbang 713%, dan RAJA naik 124%. Jika menghitung harga penutupan saham keempat emiten ini aja dengan porsi kepemilikan sahamnya pada akhir 2025, total kekayaan Hapsoro mencapai Rp 13,05 triliun.
Meski demikian, ia tidak masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Di luar itu, Happy Hapsoro juga memiliki saham di sejumlah emiten lain seperti PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) yang melesat 869%, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) yang melonjak 1.130%, PT Pakuan Tbk (UANG) sebesar 512%, hingga PT Singaraja Putra Tbk (SINI) yang naik 190% dan sahamnya tengah diincar Prajogo Pangestu.
Andi Syamsuddin Arsyad/Haji IsamHarga saham emiten terafiliasi Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam naik ratusan bahkan ribuan persen sepanjang 2025. Harga saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) misalnya, melesat 2.205% ke level Rp 9.775.
PT Araya Agro Lestari dan PT Citra Agro Raya menjadi pengendali PGUN dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 2,21 miliar saham dan 2,19 miliar saham. Adapun pemilik perusahaan tersebut adalah kedua anak Haji Isam, yakni Jhony Saputra dan Liana Saputri masing-masing sebesar 50%. Dengan kepemilikan saham tersebut, maka kekayaan Haji Isam dari saham PGUN mencapai Rp 43 trilun pada akhir 2025.
Kinerja gemilang lainnya dicatatkan PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) yang harga sahamnya melonjak941% ke level Rp 3.230. Pengendali saham JARR saat ini adalah PT Eshan Agro Sentosa, dengan kepemilikan saham sebanyak 8 miliar atau sebesar 86,64% dari total saham yang dimiliki JARR. Haji Isam merupakan penerima manfaat akhir dari kepemilikan tersebut sehingga total kekayaanya dari kepemilikan saham tersebut mencapai sekitar Rp 25,84 triliun pada akhir 2025.
Harga saham PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) juga tercatat melesat sebesar 317% ke level Rp 2.610. PT Dua Samudera Perkasa menjadi pengendali saham TEBE dengan jumlah kepemilikan sebanyak 988,34 juta. Adapun Haji Isam secara individu memiliki sebanyak 49% saham di Dua Samudera Perkasa. Dengan porsi kepemilikan tersebut, nilai kekayaan Haji Isam pada saham TEBE mencapai Rp 1,25 triliun.
Dengan demikian, total kekayaan Haji Isam dari nilai sahamnya di ketiga emiten itu saha mencapai Rp 70,09 triliun. Meski demikian, ia tidak masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.




