VIVA – Manchester United memiliki sejarah panjang dengan kisah naik-turun para penjaga gawang.
Di satu sisi ada nama-nama legendaris seperti Peter Schmeichel dan David de Gea, tetapi di sisi lain juga tercatat blunder fatal dari sosok seperti Massimo Taibi hingga Roy Carroll.
Andre Onana menjadi contoh terbaru kiper yang sempat masuk daftar kontroversial tersebut, meski kini muncul harapan baru lewat performa awal Senne Lammens di Old Trafford.
Masalah kiper sejatinya bukan cerita baru bagi Setan Merah. Salah satu kisah paling kelam terjadi pada era Sir Alex Ferguson, tepatnya pada final Piala FA 1990, yang melibatkan kiper asal Skotlandia, Jim Leighton.
Ketika Ferguson ditunjuk menggantikan Ron Atkinson pada 1986, ia membawa sejumlah pemain kepercayaannya dari Aberdeen, klub yang pernah ia antarkan meraih berbagai gelar domestik dan Piala Winners Eropa. Salah satu rekrutan itu adalah Jim Leighton, yang kala itu dikenal sebagai salah satu kiper terbaik Britania Raya.
Namun, kepindahan ke Manchester United justru menjadi titik balik yang pahit bagi Leighton. Kepercayaan dirinya perlahan runtuh setelah melakukan sejumlah kesalahan krusial, yang puncaknya terjadi menjelang final Piala FA 1990 melawan Crystal Palace. Laga tersebut bahkan disebut-sebut sebagai penentu masa depan Ferguson di Old Trafford.
Ferguson tetap memberi kepercayaan kepada Leighton pada laga final pertama. Namun, keputusan itu berujung petaka. Leighton kembali melakukan blunder, dan pertandingan berakhir imbang 3-3.
Pada masa itu, final Piala FA harus diulang, dan Ferguson dihadapkan pada pilihan besar: bertahan dengan Leighton atau menggantinya dengan kiper cadangan, Les Sealey.
Dengan risiko besar secara mental bagi Leighton, Ferguson memilih jalan tegas. Ia mencoret Leighton dan memainkan Sealey pada laga ulang. Keputusan itu terbukti jitu di atas lapangan.
Manchester United menang 1-0 dan mengangkat trofi Piala FA di Wembley. Namun, di luar lapangan, hubungan Ferguson dan Leighton hancur total.
Bertahun-tahun kemudian, Leighton mengungkapkan bahwa hubungannya dengan Ferguson benar-benar berakhir sejak momen tersebut. Ia bahkan menyatakan tidak akan berjabat tangan dengan sang manajer jika bertemu.




