Membaca Tanaman dari Layar: Desain Antarmuka Hidroponik

kumparan.com
2 jam lalu
Cover Berita

Oleh: Muhammad Achirul Nanda, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran

Hidroponik

Sistem hidroponik semakin banyak diterapkan sebagai solusi pertanian di lahan terbatas, terutama di kawasan perkotaan. Dengan menanam tanpa tanah dan mengandalkan larutan nutrisi, hidroponik mampu menghemat air hingga 5–10 kali dibandingkan pertanian konvensional, serta meningkatkan produktivitas tanaman secara signifikan. Namun, keberhasilan hidroponik sangat bergantung pada pengendalian iklim mikro di sekitar tanaman.

Pada budidaya tanaman daun seperti selada atau sawi, kondisi lingkungan ideal umumnya berada pada suhu sekitar 20–30 °C, kelembapan relatif 65–80%, dan intensitas cahaya buatan di kisaran 2.000–4.500 lux atau setara dengan 100–300 µmol m⁻² s⁻¹. Penyimpangan kecil dari rentang ini dapat menurunkan laju fotosintesis, memperlambat pertumbuhan, dan pada kondisi tertentu memicu stres tanaman.

Masalahnya, iklim mikro pada sistem hidroponik, terutama yang bersifat vertikal dan indoor, bersifat sangat dinamis. Suhu dapat meningkat dalam hitungan menit akibat panas lampu, kelembapan berubah karena sirkulasi udara, dan intensitas cahaya dipengaruhi oleh jarak serta durasi penyinaran. Tanpa pemantauan yang baik, perubahan ini sering terlambat disadari.

Dari Sensor ke Layar: Tantangan Membaca Iklim Mikro

Perkembangan teknologi sensor memungkinkan pengukuran suhu, kelembapan, dan cahaya secara kontinu. Sensor modern mampu membaca perubahan lingkungan dengan ketelitian tinggi, bahkan dengan tingkat kesalahan di bawah beberapa persen. Namun, tantangan utama tidak berhenti pada pengukuran. Masalah sebenarnya adalah bagaimana data tersebut ditampilkan dan dipahami oleh pengguna. Dalam satu sistem hidroponik, data lingkungan dapat diperbarui setiap detik. Jika semua informasi disajikan dalam bentuk angka mentah, pengguna justru berisiko kewalahan dan gagal menangkap kondisi kritis tanaman. Di sinilah peran desain User Interface (UI) menjadi sangat penting.

Desain UI: Menerjemahkan Data Menjadi Keputusan

UI berfungsi sebagai jembatan antara teknologi dan pengguna. Desain UI yang baik tidak hanya menampilkan angka suhu, kelembapan, atau cahaya, tetapi menerjemahkannya menjadi informasi yang mudah dipahami. Misalnya, perubahan suhu dari 26 °C ke 31 °C mungkin tampak kecil secara numerik, tetapi memiliki dampak besar terhadap fisiologi tanaman. Dengan desain UI yang tepat, kondisi lingkungan dapat dikategorikan secara visual, seperti kondisi optimal, mendekati batas, atau perlu tindakan. Warna, ikon, dan tata letak digunakan untuk mengurangi beban kognitif pengguna, sehingga kondisi tanaman dapat dipahami hanya dalam sekali pengamatan. Pendekatan ini sangat penting dalam hidroponik indoor, di mana keputusan sering harus diambil cepat, seperti menyesuaikan ventilasi, mengatur durasi lampu, atau menstabilkan kelembapan.

Perancangan antarmuka pengguna merupakan proses yang bersifat iteratif dan berkelanjutan. Tahap awal dimulai dari perumusan desain berdasarkan kebutuhan dan karakteristik pengguna, kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe yang dapat digunakan dan diamati. Prototipe tersebut selanjutnya diuji dan dievaluasi melalui interaksi langsung dengan pengguna untuk menilai kemudahan, kejelasan, dan efektivitasnya. Hasil evaluasi menjadi dasar perbaikan desain pada tahap berikutnya, sehingga antarmuka terus disempurnakan hingga benar-benar intuitif dan sesuai dengan kebutuhan sistem.

UI yang Ramah Pengguna, Bukan Sekadar Informatif

Desain UI yang efektif juga mempertimbangkan kenyamanan pengguna. Informasi utama ditampilkan lebih dominan, sementara data pendukung ditempatkan secara proporsional. Konsistensi satuan, ukuran huruf, dan simbol membantu pengguna membaca layar tanpa kebingungan. Dengan UI yang intuitif, pengguna tidak perlu memiliki latar belakang teknis yang kuat untuk mengoperasikan sistem hidroponik. Bahkan petani pemula dapat memahami kondisi tanaman dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan informasi visual yang disajikan.

UI sebagai Kunci Hidroponik Cerdas

Dalam sistem hidroponik modern, sensor dan perangkat keras hanyalah sebagian dari solusi. Desain UI menentukan apakah teknologi tersebut benar-benar digunakan secara efektif. Tanpa UI yang baik, data iklim mikro berisiko hanya menjadi angka di layar. Pendekatan desain UI yang berfokus pada pengguna menjadikan hidroponik tidak sekadar sistem tanam tanpa tanah, tetapi sistem cerdas yang membantu manusia merawat tanaman secara presisi. Dengan memahami apa yang terjadi di sekitar tanaman melalui tampilan yang jelas dan informatif, hidroponik dapat berkembang menjadi solusi pertanian berkelanjutan yang lebih mudah diadopsi oleh berbagai kalangan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BNPT: 112 Anak Terpapar Radikalisme Melalui Game Online dan Media Sosial pada 2025
• 20 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Pemprov DKI Kirim 2 IPA Mobile dan 10 Mobil Tangki Air untuk Korban Bencana Sumatera
• 16 jam lalukompas.com
thumb
Na Daehoon Resmi Lepas Jule, Ikrar Talak Telah Diucapkan
• 3 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Sinergi Industri dan Kampus Percepat Penyerapan Tenaga Kerja
• 6 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Resmi Terdaftar di Polda Metro Jaya, Ini Nomor Laporan Polisi Kasus Anrez Adelio
• 11 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.