HerStory, Jakarta — Beauty, demam K-Food makin terasa di Indonesia setelah Paviliun Korea menarik perhatian besar dalam gelaran SIAL Interfood Jakarta 2025 yang berlangsung pada 12–15 November di Jakarta.
Partisipasi Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Korea bersama Badan Pengembangan Perdagangan Produk Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Korea (aT) menjadi pemicu utama, dengan menampilkan ragam produk makanan Korea yang semakin diminati pasar lokal.
Tercatat, pameran yang memasuki tahun ke-26 ini menghadirkan lebih dari 1.500 perusahaan dari 26 negara dan dikunjungi sekitar 90.000 pengunjung.
Dengan skala sebesar itu, Paviliun Korea langsung mencuri perhatian lewat kehadiran 24 perusahaan eksportir K-Food yang membawa produk populer, mulai dari kimchi, mi instan, saus khas Korea, minuman, hingga teh.
Untuk memanjakan pengunjung, delapan menu khas Korea seperti bulgogi, kimchijeon, japchae, dakgangjeong, tteokbokki, hingga honey pear ade dimasak langsung oleh koki lokal melalui cooking show.
Resep-resep menu tersebut juga dibagikan dalam bentuk buku resep, dan mendapat sambutan hangat dari para buyer yang mencari inspirasi kuliner baru untuk pasar Indonesia.
Tak hanya soal kuliner, Beauty. Paviliun Korea juga menjadi ruang pertemuan bisnis produktif, lho.
Pasalnya, aT menyediakan informasi lengkap bagi buyer makanan impor, jaringan ritel nasional, hingga toko daerah. Hasilnya, sebanyak 18 MOU dan kontrak langsung tercapai dengan nilai total 14,53 juta dolar AS.
Kesepakatan ini disebut menjadi langkah penting untuk memperluas distribusi K-Food ke lebih banyak kota di Indonesia.
Seorang buyer dari FoodHall menjelaskan, “Berkat popularitas K-Food akhir-akhir ini, beberapa toko lokal dengan jaringan nasional cenderung meningkatkan proporsi produk makanan Korea.”
Ia menambahkan bahwa pihaknya kini meninjau ragam produk halal untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal.
Direktur Ekspor Makanan aT, Jeon Ki-chan, mengatakan, “Indonesia merupakan pasar ekspor utama yang membutuhkan pendekatan strategis karena memiliki populasi besar dan potensi konsumsi yang tinggi, ditambah dengan perubahan cepat dalam regulasi terkait makanan, termasuk kewajiban sertifikasi halal baru-baru ini.”
Ia menegaskan bahwa aT siap merespons perubahan tersebut demi kelancaran ekspor K-Food.
Hingga akhir Oktober, nilai ekspor K-Food ke Indonesia mencapai 203 juta dolar AS. Produk yang mencatat peningkatan terbesar antara lain mi instan (naik 62,9%), kimchi (naik 23,6%), soju (naik 13,4%), dan produk ginseng (naik 4,9%).