Amunisi Baru Saham Grup Bakrie (BUMI) di Tengah Lonjakan Harga, Cek Prospeknya

katadata.co.id • 2 jam yang lalu
Cover Berita

Transaksi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) meletup sepanjang perdagangan pekan lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham emiten batu bara yang terafiliasi dengan Grup Salim dan Bakrie itu mencatat nilai transaksi Rp 326,4 miliar pada perdagangan Jumat (28/11). 

Letupan transaksi tersebut tersebut menempatkan BUMI di posisi kedua saham dengan transaksi terbesar pada periode 24–28 November 2025. Dari sisi harga, saham BUMI telah naik 73% dalam sebulan dari Rp 141 pada Senin (3/11) menjadi Rp 244. 

Namun dari sisi transaksi investor asing, saham BUMI justru tercatat banyak dijual. Pada periode 24-27 November 2025, saham BUMI dijual sebanyak 749,9 miliar. 

Tim riset Henan Putihrai Sekuritas mencatat sepanjang pekan lalu BUMI masuk dalam 10 saham dengan transaksi tinggi dari investor asing mencapai Rp 7,3 triliun. Sedangkan total transaksi oleh investor domestik mencapai Rp 20 triliun dan berada di urutan pertama. 

D’Origin Advisory menilai lonjakan transaksi ini tak lepas dari sentimen positif laporan keuangan BUMI hingga kuartal ketiga 2025. Perseroan membukukan laba bersih US$ 29,4 juta atau sekitar Rp 490,1 miliar meski menghadapi tekanan harga batu bara global.

Angka laba bersih itu merosot 76% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 122,86 juta atau sekitar Rp 1,98 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangannya, BUMI mencatat pendapatan sebesar US$ 1,03 miliar hingga September 2025. Torehan itu naik 11,9% dibandingkan dengan sepanjang periode yang sama tahun lalu US$ 926,9 juta.

Pada periode tersebut, produksi batu bara BUMI mencapai 54,9 juta ton, sedikit turun dari 57,3 juta ton tahun sebelumnya akibat curah hujan tinggi di area Kaltim Prima Coal (KPC). Sementara harga jual rata-rata (ASP) tercatat US$ 60 per ton, turun dari US$ 73 per ton sejalan pelemahan harga komoditas.

Prospek BUMI dan Target Harga Saham 

Selain catatan kinerja keuangan, BUMI juga menegaskan rencana diversifikasi jangka panjang. Perseroan menargetkan 50% pendapatan berasal dari non-batubara pada 2031, terutama dari sektor mineral, logam, dan produk hilirisasi.

Di tengah lompatan harga saham, manajemen BUMI sebelumnya menyebut tambang emas raksasa yang berbasis di Australia, Wolfram Limited akan memulai produksi pada 2026. Sebelumnya, BUMI mengumumkan telah rampung mengakuisisi 100% saham Wolfram Limited.

Merujuk earnings call BUMI bersama Stockbit, manajemen perseroan menyebut tambang emas raksasa Wolfram diperkirakan akan memulai produksi lebih cepat dibandingkan perkiraan awal di Juni 2026.

“Tambang Wolfram Limited berpotensi memulai produksi lebih cepat dari rencana awal Juni 2026, dengan proyeksi output sekitar 50.000 troy ounce emas pada tahun tersebut,” seperti yang ditulis Stockbit dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (25/11).

Selain itu, manajemen BUMI juga menyampaikan kabar terbaru mengenai tambang emas lainnya di Australia yang perseroan akuisisi, yaitu tambang emas Jubilee Metals Limited. BUMI menyatakan kapasitas produksi dari tambang emas Jubilee Metals Limited dapat mencapai 25.000 troy ounce emas per tahun pada tahap produksi penuh. Meski begitu, manajemen tidak merinci lini waktu-nya lebih lanjut. 

Dari segmen mineral bauksit, manajemen BUMI mengatakan bahwa total cadangan bauksit PT Laman Mining mencapai 30 juta ton dan dapat meningkat hingga 50 juta ton, jika perseroan memperoleh persetujuan untuk area tambang tambahan.

Mengenai proyeksi harga saham, dari sisi teknikal, sejumlah indikator menunjukkan momentum positif. RSI (14) berada di level 79,41 yang mengindikasikan kondisi overbought. Sementara MACD dan stochastic sama-sama memberikan sinyal beli.

D’Origin memberikan beberapa rekomendasi harga beli saham BUMI. Seperti buy on weakness disarankan di rentang Rp 230–Rp 240, sementara investor yang menunggu konfirmasi breakout dianjurkan hold. Saat ini, level breakout berada di Rp 248, dengan target harga Rp 300–Rp 340 dan pembelian akan lebih kuat jika harga menembus resistensi di kisaran Rp 242–Rp 266. Adapun aksi jual (sell) direkomendasikan ketika harga mencapai Rp 270 atau lebih.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.