Kisah Bu Asnat Guru Bergaji Rp 200 Ribu selama 36 Tahun, Kini Jadi PPPK Paruh Waktu

jpnn.com • 1 jam yang lalu
Cover Berita

jpnn.com - Perempuan bernama Asnat Nenabu, guru PAUD di Desa Fotila, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah mengabdi selama 36 tahun kini diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.

Perubahan status kepegawaian guru honorer itu berubah seusai videonya ditanggapi oleh Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: 2.307 Honorer Jadi PPPK Paruh Waktu, Bupati Singgung Kemungkinan Diangkat PNS

Bu Guru Asnat pun mengungkapkan tekadnya dalam mengabdi sebagai pendidik di daerah.

"Sampai saya tidak bisa berjalan, baru saya berhenti (mengajar). Biar saya berbakti kepada manusia dan bangsa, buat anak-anak saya. Biar sampai saya mata buta, baru saya berhenti," kata Asnat, dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/11/2025).

BACA JUGA: Catat! PPPK Paruh Waktu Bukan Tenaga Pelengkap

Meski hanya menerima upah sebesar Rp 200 ribu per bulan sebagai guru honorer selama puluhan tahun, itu tidak menyurutkan semangat Asnat dalam mengajar.

Baginya, pendidikan adalah panggilan jiwa. Asnat bersungguh-sungguh mendedikasikan sepanjang hidupnya untuk pendidikan anak-anak.

BACA JUGA: Gayus Lumbuun Sampaikan Cara Terbaik Selesaikan Kasus Ijazah Jokowi yang Menjerat Roy Suryo Cs

Diketahui, Asnat sempat mengajar di SMP Kristen Puli, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) seusai menyelesaikan pendidikan tingkatan SMA.

Kemudian, Asnat berpindah mengajar ke SD Inpres Fotilo. Karena tidak memiliki ijazah S-1, Asnat memutuskan mengajar di PAUD hingga kini.

Dia pun mengungkap gaji yang dia terima tahun ini ada peningkatan.

"(Gaji) Kami sudah dinaikkan. Satu bulan Rp 500 ribu. Baru enam bulan tahun 2025," ungkapnya.

Asnat mengaku mencintai anak-anak dan ingin menanamkan nilai etika, kejujuran, dan keberanian sejak dini.

"Saya didik mereka dari etika, dari keberanian mereka, dari kejujuran mereka. Saya didik supaya mereka semakin hari semakin bertumbuh yang baik. Kalau dari dasar, PAUD itu didik dengan baik, semakin hari semakin mereka besar, mereka akan punya (karakter)," tuturnya.

Bu Asnat menyampaikan bahwa kecintaannya kepada anak-anak bahkan dia jalani sejak mereka masih dalam kandungan.

Selain mengajar PAUD, dia juga menjadi Ketua Posyandu di kampungnya.

"Saya mendidik mereka mulai dari dalam kandungan ibu, sejak satu bulan dalam kandungan sampai sembilan bulan. Itu saya kawal para ibu hamil sampai melahirkan, lalu mereka dua tahun ke atas, tiga tahun ke atas, saya rangkul lagi untuk masuk ke PAUD," ujarnya.

Untuk menambah penghasilan selain gaji mengajar, Asnat juga bekerja sebagai petani. Setelah mengajar, dia pergi berkebun.

Jika bukan musim asam, dia menanam jagung, ubi, atau pisang. "Untuk kami makan, kami bisa cari," ujarnya.

Bu Asnat pun berpesan kepada seluruh guru di Indonesia agar terus mengabdi demi masa depan anak-anak bangsa.

"Mari kita tanamkan pendidikan yang kuat pada anak-anak kita dari dasar sampai SD, SMP, sampai SMA dan perguruan tinggi. Mari kita semangat untuk mendidik mereka. Kita harus membawa mereka dari kebodohan ke luar kepada kepintaran atau yang terbaik," kata dia.(ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.