Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di November 2025 menunjukkan inflasi sebesar 0,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan tingkat inflasi sebesar 2,72 persen.
“Inflasi November 2025 lebih rendah dibanding bulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan November 2024,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS, Senin (1/12).
Pudji mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender per November 2025 sebesar 2,27 persen. Penyumbang inflasi bulanan terbesar pada bulan November 2025 ini berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 1,21 persen dan andil inflasi 0,09 persen.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,24 persen, dengan andil inflasi 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah angkutan udara.
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, dengan andil deflasi 0,01 persen. Komoditas penyumbang adalah bawang merah, wortel, jeruk, sawi hijau, timun, dan kacang panjang.
“Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Pudji mencatat 28 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sementara 10 provinsi mengalami deflasi. Adapun total provinsi Indonesia saat ini ada 38 provinsi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Papua sebesar 1,69 persen. Sementara deflasi terjadi di Aceh sebesar 0,67 persen,” pungkasnya.