Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia baru-baru ini telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Pengakuan tersebut muncul ketika Trump berbincang dengan wartawan di dalam pesawat Air Force One, dalam perjalanan kembali ke Washington dari Mar-a-Lago, Florida.
Ketika didesak untuk memberikan rincian tentang panggilan tersebut, Trump hanya memberikan informasi yang minim. "Saya tidak ingin berkomentar. Jawabannya adalah iya," ketika ditanya tentang terjadinya percakapan telepon tersebut.
"Dan saya tidak akan mengatakan itu berjalan baik atau buruk," sambungnya, seperti dikutip Yeni Safak, Senin, 1 Desember 2025.
Panggilan telepon ini terjadi di tengah ketegangan regional yang memengaruhi stabilitas global. Konfirmasi Trump sejalan dengan laporan New York Times, yang diterbitkan pada hari Jumat, mengindikasikan kedua pemimpin sebelumnya telah berbicara dan berpotensi membahas pengaturan pertemuan di masa mendatang.
Laporan tersebut mengutip beberapa sumber yang mengetahui permasalahan tersebut, walau Trump dan Maduro belum secara resmi mengakui komunikasi tesebut hingga komentar Trump pada hari Minggu.
Panggilan telepon ini menandai perkembangan penting dalam hubungan AS-Venezuela, yang bertahun-tahun membeku di tengah gejolak politik, sanksi ekonomi, dan sengketa pengakuan mengenai kepemimpinan sah Venezuela. Walau terjadi kontak diplomatik, Trump menegaskan bahwa Washington terus memandang Caracas dengan kecurigaan.
"Kami menganggap Venezuela bukan negara yang sangat ramah, Mereka telah mengirim jutaan orang, dan banyak dari orang-orang itu seharusnya tidak berada di negara kita, mulai dari penjara, dari geng, dari pengedar narkoba," tutur Trump.
Komentar tersebut mencerminkan ketegangan yang terjadi antar kedua negara, termasuk sanksi ekstensif AS terhadap Maduro dan pengakuan diplomatik terhadap pemimpin Venezuela pada pemerintahan sebelumnya.
Sebelumnya, Trump telah berbicara mengenai wilayah udara Venezuela yang disebutkan akan ditutup sepenuhnya -- menimbulkan kekhawatiran tentang potensi eskalasi militer. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Trump Ancam Kekuatan Militer Jika Maduro Tak Mundur dari Jabatan Presiden