Pemerintah mendorong transformasi besar-besaran bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia agar mampu melahirkan talenta siap kerja kelas dunia.
Hal itu ditegaskan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), A. Muhaimin Iskandar, saat mengunjungi SMKN 1 Kota Bandung dalam rangka sosialisasi Program SMK Go Global, Senin (1/12/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Menko Muhaimin menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya bisa bersilaturahmi langsung serta melihat proses pembelajaran di sekolah tersebut. Ia juga mengapresiasi kemajuan SMKN 1 Bandung yang dinilai telah menjadi salah satu model SMK unggulan melalui kolaborasi nyata dengan dunia industri.
Baca Juga: Blibli Buka Toko Elektronik Pertama di Bandung, Perkuat Pengalaman Belanja Omnichannel
“Saya bangga melihat SMKN 1 Bandung yang telah lebih dahulu membangun link and match dengan industri. Inilah contoh SMK masa depan yang benar-benar adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja,” ujar Muhaimin.
Menurut Menko Muhaimin, Indonesia saat ini memiliki pekerjaan besar: lebih dari 1,6 juta lulusan SMK belum bekerja, sementara setiap tahun sekitar 1,5 juta lulusan baru kembali memasuki pasar tenaga kerja. Ketimpangan ini disebabkan oleh tiga faktor utama diajtaanya peluang kerja yang belum merata, kapasitas dan skill lulusan yang masih tertinggal dan Industri dalam negeri yang belum tumbuh optimal.
Terlebih, masih terjadi ketidaksinkronan antara kebutuhan industri dan keterampilan lulusan SMK, sehingga mata rantai link and match kerap terputus.
“Karena itu, SMK harus di-upgrade. Kita perlu kurikulum yang kontekstual, relevan, dan langsung menyasar kebutuhan industri global,” tegasnya.
Muhaimin menyebutkan, pasar global justru sedang membuka pintu lebar bagi tenaga terampil Indonesia. Negara seperti Jepang, Jerman, Turki, Slovakia, hingga kawasan Timur Tengah membutuhkan tenaga kerja besar-besaran di berbagai sektor, terutama; Industri pengelasan (Welder),Hospitality, Teknologi dan manufaktur.
Presiden bahkan menargetkan 500 ribu hingga 1 juta talenta global dalam beberapa tahun mendatang. “Kalau ini tidak dimanfaatkan, kita akan kehilangan peluang besar,” ujarnya.
Saat ini, Pemerintah menyiapkan tiga dukungan utama yakni fasilitasi penuh bagi sekolah, subsidi pembiayaan pelatihan dan peningkatan kapasitas bahasa dan kompetensi teknis.
Muhaimin menegaskan bahasa adalah standar minimum untuk bisa bersaing di luar negeri. Ia mencontohkan beberapa LPK yang berhasil menyiapkan standar bahasa Jepang N4 hanya dalam enam bulan, menunjukkan bahwa sistem pendidikan harus lebih adaptif, bukan bertele-tele.
“Kita tak bisa lagi memakai pola lama. Talenta harus dibina sejak kelas 1, termasuk penelusuran minat dan bakat. Yang ingin bekerja ke luar negeri harus langsung disiapkan bahasa dan kompetensinya,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa sekolah tidak boleh hanya menunggu kebijakan kementerian. Industri bergerak cepat, sehingga sekolah pun harus aktif menjalin kemitraan seluas-luasnya.
“Jangan hanya kerja sama dengan satu-dua industri. Jangkau semuanya. Kalau hanya menunggu kementerian, kita ketinggalan. SMK harus proaktif membuka akses,” katanya.
Menko Muhaimin juga meminta lembaga terkait seperti P2MI memperkuat perannya dalam memastikan mekanisme capacity building, rekrutmen, hingga penempatan berjalan jelas dan terukur.
Selain menyiapkan lulusan untuk pasar global, SMK juga perlu memperkuat jalur wirausaha. Ia mencatat bahwa beberapa SMK sudah mampu menghasilkan lulusan diantaranya 40% langsung bekerja, 30% menjadi wirausaha, dan 30% lainnya belum terserap.
Untuk itu, pemerintah sedang merancang kurikulum kewirausahaan baru berbasis talenta dan praktik langsung, termasuk peningkatan kapasitas guru agar lebih inovatif.
Baca Juga: Bandung Jadi Magnet Baru Pasar Hybrid, Geely Starray EM-i dan EX2 Dorong Transformasi Mobilitas Urban
“Kita ingin memastikan setiap lulusan punya daya saing, tidak hanya bergantung pada industri. Pendidikan kewirausahaan harus lebih relevan, aplikatif, dan sesuai kebutuhan pasar,” katanya.
Di akhir kunjungannya, Menko Muhaimin menegaskan bahwa SMK memiliki peran strategis dalam mengangkat martabat bangsa melalui kontribusi tenaga kerja Indonesia di pasar global.
“Saya yakin dan optimis, ke depan lulusan SMK Indonesia akan menjadi tenaga terampil yang disegani di dunia. Mereka akan membawa nama baik Indonesia dan meningkatkan kemajuan masyarakat kita,” pungkasnya.