Sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dilanda banjir dan longsor akibat hujan deras sejak akhir pekan lalu. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah mencatat, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 442 orang, sebanyak 402 orang masih dinyatakan hilang.
Kepala Basarnas Sumut Kepala BPBD Sumut, serta jajaran Kapolda menggelar rapat koordinasi pada Minggu (30/11) untuk memetakan langkah penanganan darurat bencana.
Dalam rapat tersebut diputuskan sejumlah langkah strategis, termasuk mobilisasi logistik melalui jalur udara dan darat, penyiapan posko penyelamatan, pendirian dapur lapangan, serta penyediaan layanan medis. Sistem rayonisasi kembali diaktifkan untuk memastikan kesiapan dan distribusi personel di seluruh wilayah terdampak.
“Dalam situasi seperti ini tidak ada yang boleh berjalan sendiri. Semua unsur harus bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran,” ujar Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat memimpin rapat di Pos Pendukung Nasional Sumut di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Minggu (30/11).
Peningkatan aktivitas pengawasan bencana mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sejumlah platform digital yang disediakan pemerintah dan lembaga terkait. Berikut merupakan daftar aplikasi dan website informasi kebencanaan yang dihimpun Katadata.co.id dari berbagai sumber:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan platform inaRISK, yang menampilkan peta risiko bencana di seluruh Indonesia. Melalui situs maupun aplikasi inaRISK [ersonal, masyarakat dapat mengetahui tingkat kerawanan daerahnya terhadap banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, hingga tsunami.
Pengguna cukup membuka situs atau mengunduh aplikasinya, lalu mengaktifkan lokasi. Sistem akan menampilkan tingkat risiko wilayah beserta rekomendasi langkah mitigasi. Berikut langkah menggunakannya:
- Buka website inaRISK atau install aplikasi inaRISK Personal
- Login (bisa sebagai Guest / tanpa akun)
- Aplikasi akan mendeteksi lokasi yang dipilih
- Pilih menu “Info bahaya” untuk lihat risiko di lokasi yang ingin dituju
- Untuk tiap jenis bahaya (misal banjir, gempa), inaRISK menunjukkan tingkat risiko + rekomendasi mitigasi (sebelum, saat, sesudah bencana)
Aplikasi resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini menjadi salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat. Info BMKG menampilkan data gempa terkini (termasuk gempa dirasakan), peringatan dini tsunami, prakiraan cuaca harian, kualitas udara, cuaca maritim, dan informasi penerbangan.
Setelah instalasi, aplikasi otomatis mendeteksi lokasi pengguna. Masyarakat dapat mengaktifkan notifikasi agar mendapatkan peringatan dini secara langsung, terutama jika terjadi gempa di sekitar wilayahnya. Menu “Gempabumi” memungkinkan pengguna melihat magnitudo, kedalaman, pusat gempa, serta jarak dari lokasi.
3. WRS-BMKGJika Info BMKG menyajikan informasi umum terkait cuaca dan gempa, aplikasi WRS-BMKG (Warning Receiver System) lebih fokus pada peringatan dini gempa besar dan tsunami. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan alarm cepat ketika terjadi gempa signifikan yang berpotensi menimbulkan dampak besar.
Cara menggunakannya sebagai berikut:
- Install dari Google Play (khusus Android)
- Set izin lokasi / notifikasi supaya bisa mendapatkan alert berdasarkan area dan magnitudo gempa
- Saat gempa terjadi, aplikasi menampilkan peta, perkiraan kedatangan tsunami (jika relevan), dan informasi kekuatan gempa
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyediakan platform MAGMA Indonesia, yang berfokus pada informasi kebencanaan geologi seperti letusan gunung berapi, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami.
Melalui web dan aplikasinya, pengguna dapat melihat kondisi terkini gunung api di Indonesia, tingkat aktivitasnya, hingga rekomendasi keselamatan bagi penduduk terdekat. Pengguna cukup membuka aplikasi atau website lalu memilih menu sesuai jenis informasi geologi yang diinginkan. Platform ini penting terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan gunung berapi aktif.
5. PetaBencana.idBerbeda dari aplikasi pemerintah, PetaBencana.id menggunakan data laporan masyarakat secara real-time untuk menampilkan kondisi banjir, banjir bandang, dan bencana hidrometeorologi lainnya. Platform ini bekerja sama dengan BNPB dan pemda, tetapi berbasis crowdsourcing.
Untuk menggunakannya, pengguna cukup membuka situs PetaBencana.id. Tampilan peta interaktif akan menunjukkan laporan banjir di sekitar wilayah. Masyarakat juga dapat mengirim laporan melalui Telegram, X (Twitter), atau Facebook Messenger hanya dengan mengirimkan pesan ke bot resmi PetaBencana. Laporan warga akan diverifikasi dan langsung muncul di peta, sehingga membantu koordinasi saat bencana berlangsung.