Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Bandung mencatat 108 kali gempa bumi yang mengguncang wilayah Jawa Barat dan sekitarnya sepanjang November 2025.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, mengatakan mayoritas gempa bumi yang tercatat merupakan gempa bumi dangkal (kedalaman kurang dari 60 kilometer) sebanyak 97 kejadian. Sementara sisanya merupakan gempa bumi menengah (kedalaman antara 60 hingga 300 kilometer) sebanyak 11 kejadian.
"Berdasarkan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi dengan kedalaman dangkal sebanyak 97 kejadian, gempa bumi menengah sebanyak 11 kejadian, dan gempa bumi dalam sebanyak 0 kejadian dengan rentang 1 km hingga 197 km," kata Teguh Rahayu melalui keterangan tertulis, Senin (1/12).
Dari aktivitas gempa bumi yang tercatat sepanjang November, sebanyak 8 kali gempa bumi yang dirasakan. Salah satu gempa bumi yang dirasakan itu pada 20 November 2025 yang terjadi di Tenggara Kabupaten Bandung.
"Gempa bumi berkekuatan 3,4 ini berlokasi di 20 kilometer Tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gempa bumi ini dirasakan Pangalengan, Banjaran, Ibun, Kertasari, Pasirjambu, Baleendah, dan Margaasih," ujar Ayu.
Sementara itu, magnitudo terbesar yang tercatat adalah 3,8 dan magnitudo terkecil 1,0. Selain itu, berdasarkan letak hiposenternya, terjadi 42 gempa bumi yang berpusat di laut, sedangkan 66 kejadian gempa bumi lainnya berpusat di darat.
"Untuk magnitudo, gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 3,8 dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1,0. Berdasarkan letak hiposenternya, terjadi 42 gempa bumi yang berpusat di laut, sedangkan 66 kejadian gempa bumi lainnya berpusat di darat," ucap wanita yang akrab disapa Ayu itu.
Ayu mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak akibat gempa bumi.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Serta menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa bumi," tutup Ayu.