VIVA – Suasana haru terjadi di posko pengungsian korban bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera baru-baru ini. Momen haru ini terjadi setelah seorang ayah yang menjadi korban bencana terlihat ikut serta dalam sebuah games sambung ayat.
Dalam video yang dibagikan di akun TikTok @pratiwiramadona, 5 Desember 2025 lalu, diceritakan awalnya pemilik akun bersama tim relawan tengah membuat games untuk anak-anak korban bencana banjir. Permainan tersebut merupakan permaian tebak ayat pendek, nantinya mereka yang dapat menjawab games tersebut diberi hadiah yakni jajanan dan uang senilai Rp 5 ribu.
”Kami sedang main games dengan bocil-bocil tebak ayat pendek dengan hadiah jajan dan uang 5 ribuan,” tulis pemilik akun tersebut.
Di tengah permainan tersebut, seorang bapak nampak memperhatikan kegiatan tersebut. Saat itu, kata pemilik akun, wajah bapak tersirat ingin bergabung bersama dengannya dan anak-anak itu. Tetapi karena sadar usianya, pria tersebut mengurungkan niatnya.
Namun sejam setelah permainan tersebut berlangsung, bapak itu mendekatinya dan meminta izin untuk ikut bermain.
”Dari jauh bapak ini udah memperhatikan kami sambil tersenyum. Seperti pengen gabung tapi ia bukan lagi bocil. Sejam kemudian beliau beranikan diri merapat,” lanjut penjelasan pemilik akun tersebut.
Ketika mendekat, bapak itu mengungkapkan keinginannya untuk ikut bermain bersama bocah-bocah korban bencana. Menurut cerita pemilik akun, ia ingin ikut dalam permainan sambung ayat surat Ar-Rahman.
Namun di balik keinginannya itu, tersimpan alasan yang membuat warganet terharu. Pemilik akun menjelaskan bahwa jika ia berhasil menang, hadiah berupa jajanan tersebut akan diberikan kepada anaknya yang sedang sakit di posko pengungsian.
”Dia bilang ’aku ikutlah boleh? Aku bisa sambung ayat surat Ar Rahman. Nanti kalo aku menang, jajannya untuk anakku. Anakku lagi di posko sakit, gabisa ikut,” demikian caption pemilik akun tersebut dengan emotikon menangis.
Usai membacakan surat Ar-Rahman, bapak itu tersenyum hangat. Relawan pria di depannya sudah menyiapkan mi, sarden, hingga biskuit untuknya. Dengan sigap ia mengambil kardus yang dibawanya untuk menyimpan makanan tersebut. Wajahnya langsung merekah—senyum lebar muncul begitu menerima bantuan itu.




