Analis Politik Sebut Muzakir Manaf Layak Diperhitungkan Jadi Pemimpin Nasional

fajar.co.id
1 hari lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, sudah layak diperhitungkan sebagai salah satu calon pemimpin nasional.

Penilaian itu ia dasarkan pada rekam jejak dan gaya kepemimpinan Mualem yang dinilai konsisten berada di sisi masyarakat dalam berbagai situasi, termasuk pada saat bencana yang terjadi di Aceh belakangan ini.

“Muzakir Manaf atau Mualem itu bisa jadi, sebenarnya sudah sepatutnya jadi pemimpin nasional, dia konsisten bersama masyarakat,” kata Hensa kepada wartawan.

Ia menjelaskan, figur seperti Mualem memiliki kombinasi pengalaman lapangan, kedekatan dengan akar rumput, serta kemampuan mengelola dinamika politik di daerah yang kompleks.

Menurut Hensa, karakter tersebut sesuai dengan kebutuhan Indonesia saat ini yang memerlukan pemimpin kuat, tetapi tetap membumi dan peka terhadap persoalan rakyat.

“Mualem terbiasa hadir langsung ketika rakyat menghadapi kesulitan, memimpin di lapangan, dan tidak hanya mengandalkan laporan di atas meja. Pola kepemimpinan seperti ini penting untuk level nasional,” ujarnya.

Hensa lalu berpendapat, cara Mualem memimpin di Aceh selama ini menunjukkan bahwa ia tidak sekadar menjadi simbol politik, tetapi benar-benar menjalankan fungsi representasi rakyat.

Kehadirannya di tengah masyarakat bukan hanya pada momen-momen seremonial, melainkan juga tulus tanpa pencitraan di saat situasi darurat ketika warga membutuhkan kehadiran negara.

“Saya mengatakan bahwa sikap Mualem yang tidak meninggalkan rakyat ke mana pun itu menjadi pegangan penting dalam menilai dirinya sebagai pemimpin,” kata Hensa.

“Yang saya lihat, hampir setiap hari ia berkeliling melihat kondisi rakyatnya, mendengar keluhan, dan memastikan bantuan berjalan, bukan hanya sekali datang untuk pencitraan, konsistensi hadir di tengah rakyat inilah yang membuat saya menilai dia pantas jadi pemimpin nasional,” lanjutnya.

Dari perspektif komunikasi politik, Hensa menilai kedekatan langsung antara pemimpin dan warga membangun kepercayaan yang sulit dibangun hanya dengan kampanye di media.

Selain itu, ia menyoroti pengalaman panjang Mualem dalam mengelola Aceh yang memiliki sejarah konflik, proses perdamaian, hingga penanganan bencana.

Kemampuan menjaga keseimbangan antara stabilitas politik dan kebutuhan pembangunan daerah dinilai menjadi nilai tambah yang relevan untuk konteks kepemimpinan nasional.

“Mualem sudah ditempa oleh situasi-situasi sulit yang tidak dialami semua tokoh. Ia belajar memimpin di tengah tekanan, berdialog dengan berbagai kelompok, dan tetap menjaga kedekatan dengan masyarakat,” kata Hensa.

“Dan itu semua merupakan bekal penting bila suatu saat ia didorong naik ke tingkat kepemimpinan nasional,” tuturnya.

Meski demikian, Hensa menilai pentingnya menjaga konsistensi gaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat ketika memasuki arena politik nasional yang lebih kompleks.

Menurutnya, tantangan banyak tokoh daerah adalah tetap memegang karakter asli kepemimpinan mereka tanpa terseret arus politik elitis di tingkat pusat.

“Jika Mualem mampu menjaga prinsip tidak meninggalkan rakyat, tetap rutin turun ke lapangan, dan pada saat yang sama memperluas komunikasi politiknya secara cerdas, saya yakin ia akan menjadi salah satu figur yang diperhitungkan dalam peta kepemimpinan Indonesia,” pungkasnya. (zak/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Potong 25 Bps Lagi, Fed Sudah 3 Kali Sunat Suku Bunga Berturut-turut
• 17 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Jelang Akhir Tahun, Harga Bawang Mulai Naik
• 8 jam lalurepublika.co.id
thumb
KPK Amankan Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya dalam Operasi Tangkap Tangan
• 22 jam lalujpnn.com
thumb
MKMK Tepis Isu Miring Suhartoyo Tidak Sah Jadi Ketua MK
• 16 jam lalukompas.com
thumb
RS Budhi Asih Jaktim Dijaga Polisi Usai Rekan Mata Elang yang Dikeroyok Berdatangan
• 4 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.