Bisnis.com, JAKARTA — Prajogo Pangestu masih memimpin daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes memasuki pekan kedua Desember 2025.
Berdasarkan data Forbes Real-Time Billionaires List Rabu (10/12/2025), Prajogo Pangestu tercatat mengalami nilai kekayaan bersih atau net worth US$697,3 juta dalam sehari menjadi US$41,7 miliar.
Dengan nilai kekayaan bersih itu, Prajogo Pangestu memimpin daftar orang terkaya di Indonesia. Jumlah harta tersebut menempatkannya di posisi ke-40 daftar orang terkaya di dunia.
Sebagaimana diketahui, sumber kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari deretan perusahaan yang tersebar mulai dari bisnis petrokimia hingga energi baru terbarukan (EBT).
Dari sisi kinerja keuangan, emiten yang terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu terpantau membukukan pertumbuhan pendapatan pada kuartal III/2025.
Direktur Utama BRPT Agus Pangestu menyampaikan kinerja solid per September 2025 tak lepas dari dampak berkelanjutan akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (ACE) pada awal tahun, yang mendorong pendapatan bisnis petrokimia.
Baca Juga
- Emiten Prajogo Pangestu CDIA Tambah Armada Kapal Logistik Kapasitas 9.000 DWT
- 4 Dekade Bisnis Indonesia: Pertarungan-Pertarungan Salim Melawan Tommy Soeharto hingga Prajogo
- Lo Kheng Hong Raih BIG 40 Awards, Buah Kesabaran & Analisis Investasi Raih Kemandirian Finansial
Grup tersebut melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melakukan pembangunan Pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Cilegon, Banten, yang telah mencapai 33% penyelesaian. TPIA turut melakukan akuisisi jaringan ritel stasiun pengisian bahan bakar Esso milik ExxonMobil di Singapura.
BRPT juga memperkuat kapabilitas infrastruktur dan logistik melalui ekspansi portofolio PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) atau CDI Group. Terbaru, CDIA melakukan penambahan dua aset kapal.
Di sektor energi baru terbarukan (EBT), entitas BRPT, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjaga kestabilan produksi panas bumi, dan meningkatkan ekspansi listrik tenaga angin. Per September 2025, kapasitas terpasang BREN mencapai 989 MW.
BREN akan terus berfokus pada proyek Salak Unit 7 dan Wayang Windu Unit 3 yang ditargetkan beroperasi secara komersial pada akhir 2026. Ekspansi tersebut memperkuat peta jalan perseroan menuju kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 2,3 GW pada 2032.
“Kami akan terus memperkuat bisnis melalui ekspansi strategis, menjaga disiplin pengelolaan modal, serta melakukan daur ulang modal untuk membuka peluang baru. Upaya-upaya ini tidak hanya akan menjaga momentum pertumbuhan, tetapi juga menciptakan nilai berkelanjutan bagi para pemegang saham,” papar Agus Pangestu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



