Beberapa minggu ini kembali ramai terkait isu mengenai keamanan buah dan sayuran hasil rekayasa genetika (GMO) di media sosial. Ya, Moms, banyak orang tua menjadi ragu ketika mendengar klaim bahwa GMO berbahaya bagi anak, mulai dari memicu alergi hingga berdampak jangka panjang pada kesehatan. Padahal, menurut para ahli, sebagian besar kekhawatiran tersebut tidak didukung bukti ilmiah yang kuat.
Di tengah tingginya kebutuhan pangan dan tantangan ketahanan pangan global, teknologi GMO justru menjadi salah satu inovasi penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Namun karena minimnya pemahaman publik, produk-produk GMO sering kali dianggap lebih berisiko dibandingkan pangan biasa.
Buah GMO Aman untuk Dikonsumsi Anak dan KeluargaProduk GMO hadir melalui proses rekayasa genetika dengan tujuan tertentu, seperti meningkatkan kandungan gizi, membuat tanaman lebih tahan hama, atau meningkatkan hasil panen. Dengan kata lain, GMO bukanlah bahaya tersembunyi, melainkan inovasi yang justru membantu produksi pangan yang lebih baik.
Guru Besar bidang pangan dan gizi, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, menjelaskan bahwa masyarakat umum sering kali kesulitan membedakan mana produk GMO dan yang bukan, karena tidak tercantum dalam kode-kode penandaan seperti pada produk organik. Ia mencontohkan kedelai impor yang banyak digunakan dalam pembuatan tempe di Indonesia.
“Amerika dan Brazil adalah negara yang relatif banyak menggunakan GMO dalam produk-produk pertaniannya. Tapi apakah ketika kita makan tempe itu, kita tahu ada GMO atau tidak? Kita tidak bisa mengetahui, dan itu tidak menjadi masalah,” jelasnya kepada kumparanMOM, Senin (7/12).
Lalu, bagaimana soal keamanan konsumsi? Prof. Ali menegaskan bahwa hingga kini belum ada bukti kuat bahwa GMO berbahaya bagi manusia, termasuk anak-anak.
“WHO sendiri mengatakan bahwa pemahaman kita tentang bahaya GMO masih sangat terbatas. Ada beberapa produk GMO yang dikatakan menyebabkan alergi, tetapi sebagian besar lainnya tidak menunjukkan tingkat bahaya yang signifikan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa jika produk GMO terbukti berbahaya, lembaga internasional seperti WHO pasti akan membatasi peredarannya, terutama dalam perdagangan global.
“Kalau itu berbahaya, pasti WHO sudah menjaga. Apalagi ini menyangkut produk ekspor-impor yang diawasi ketat,” kata Prof Ali.
Selain aman, banyak GMO juga dibuat untuk meningkatkan gizi. Misalnya, tanaman yang direkayasa agar menghasilkan beta karoten atau asam lemak dalam jumlah lebih tinggi. Artinya, manfaatnya justru juga besar dan aman untuk dikonsumsi, Moms.




