AGAM, iNews.id – Jumlah korban tewas akibat banjir bandang atau galodo di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus bertambah. Data terbaru mencatat, total korban tewas kini mencapai 192 orang, sementara 70 warga lainnya masih dinyatakan hilang.
Peningkatan jumlah korban terjadi setelah tim menemukan dan mengevakuasi jenazah di Kecamatan Palembayan, yang menjadi lokasi terparah terdampak galodo.
Kecamatan Palembayan menyumbang korban terbanyak dengan 142 jenazah telah teridentifikasi, serta 70 orang masih dalam pencarian.
Proses pemakaman para korban juga terus dilakukan. Tercatat, total 29 jenazah tanpa identitas (anonim) telah dimakamkan, dengan rincian 17 di TPU Bungus Teluk Kabung, Padang, dan 12 di TPU Pemkab Agam, Kampuang Baru, Sungai Jariang.
Di lapangan, petugas menghadapi medan yang dipenuhi lumpur, kayu, bebatuan, dan puing bangunan. Tumpukan material yang tinggi membuat proses evakuasi harus menggunakan alat berat dan pengamanan ekstra.
Bupati Agam, Benni Warlis mengatakan, tim SAR gabungan terus melakukan pencarian intensif di tengah medan yang sangat sulit, dan masa pencarian 70 korban yang masih hilang resmi diperpanjang hingga 15 hari ke depan.
"Korban yang hilang yang dilaporkan 70 orang itu, itu yang melapor. Jadi kalau kita lihat dari kontur lokasinya rumah yang hancur, yang hanyut dan tertimbun, itu tentu mereka tidak melapor karena sekeluarga jadi korban. Jadi kita perkirakan masih ada sekitar 100-an," katanya.
Bupati menegaskan, fokus utama saat ini adalah membuka isolasi dan melakukan pencarian korban, sebelum membahas hunian sementara maupun hunian tetap. Bencana di Agam ini menjadi perhatian pemerintah pusat secara nasional.
Perpanjangan masa pencarian dilakukan karena proses telah memasuki hari ke-14, namun banyak korban yang diduga masih tertimbun material atau terhanyut arus bandang. Data korban hilang terbanyak berasal dari Salareh Aia Utara, Palembayan (64 orang).
Kapolres Agam, AKBP Muari mengatakan, untuk mempercepat penanganan dan masuknya bantuan, pemerintah bersama TNI/Polri berupaya keras membangun jembatan darurat.
"Inilah jembatan yang kami buat dengan masyarakat untuk menuju tempat yang terisolir, meskipun menggunakan batang kayu dari pohon tumbang," ujarnya.
Original Article


