Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan dukungan Kementerian UMKM terhadap produktivitas penyandang disabilitas melalui program kewirausahaan inklusif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 terdapat sekitar 16 juta penyandang disabilitas di Indonesia dengan 1,4 juta orang telah menjalankan usaha mandiri.
Baca Juga: Inovasi Layanan Teknis Jadi Elemen Fundamental dalam Penguatan Industri RI
Namun, mereka masih mengalami kendala seperti sekitar 24 persen usaha belum memiliki rekening bank, baru 1 persen UMKM disabilitas yang memanfaatkan internet, dan hanya 0,02 persen yang memiliki tenaga kerja.
Menteri Maman menjelaskan Kementerian UMKM akan memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan sektor swasta untuk memperluas akses pembiayaan, memberikan pelatihan kewirausahaan, serta membuka jalur rantai pasok bagi penyandang disabilitas dan keluarganya yang ingin memulai usaha.
Upaya percepatan formalisasi dan legalisasi usaha yang selama ini masih rendah di kalangan UMKM disabilitas juga akan menjadi fokus pemerintah. Pendampingan digitalisasi usaha turut disiapkan.
Ini disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 di Jakarta, Senin (8/12/2025).
“Kita akan melihat sektor-sektor yang berpeluang ditekuni penyandang disabilitas seperti afiliator, marketing, dan manajemen media sosial yang saat ini berpotensi memberikan pemasukan besar,” ujarnya,dikutip dari siaran pers Kementerian UMKM, Kamis (11/12).
Dengan hadirnya dukungan menyeluruh dari pemerintah, Menteri Maman berharap penyandang disabilitas dan keluarganya semakin percaya diri untuk membangun usaha. Menurutnya, wirausaha menjadi jalur strategis untuk memperkuat kemandirian, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi kesenjangan kesejahteraan.
“Pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas bukan sekadar program, melainkan sebuah urgensi nasional. Yang terpenting, mereka harus memiliki semangat,” katanya.




