Asah Bakat Seni Menggambar di Sekolah Rakyat, Rifda Tuai Prestasi

kumparan.com
13 jam lalu
Cover Berita

Sekolah Rakyat bisa menjadi wadah mengasah bakat. Seperti yang dirasakan oleh salah satu siswa, M. Rifda Rifaqi. Bakat menggambarnya yang luar biasa mengantarkan Rifda ke berbagai event lomba menggambar serta menuai serangkaian prestasi.

“Waktu di sekolah dulu, gambar saya banyak yang bilang bagus, tapi cuma didiemin. Enggak pernah dipakai buat ikut lomba,” kenang Rifda saat ditemui di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Selama kurang lebih empat bulan setelah masuk Sekolah Rakyat, bakatnya justru diasah. Rifda didorong oleh wali kelasnya untuk berani menunjukkan karyanya. Pada lomba perdana, ia berhasil meraih juara 2 menggambar di peringatan Hari Anak di Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS). Hadiah krayon dan uang Rp 750 ribu menjadi penyemangat barunya.

“Senang banget bisa menang. Jadi termotivasi buat ikut lomba-lomba lain. Sampai saya tanya-tanya sama Bu Guru, kapan ada lomba lagi,” ujarnya dengan antusias.

Rifda yang kini duduk di kelas 7 merasakan perubahan besar dalam dirinya. “Dulu di rumah belajar malas-malasan, kebanyakan main handphone. Di sini saya lebih disiplin, bangun jam 4 subuh, olahraga, sekolah, belajar. Jadi lebih tekun dan mandiri,” katanya.

Dahulu Rifda tinggal di rumah seluas 30 meter persegi. Remaja 13 tahun ini berdomisili di Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara bersama orangtua, adik, kakek-nenek, dan paman. Tanpa kamar, Rifda dan keluarganya tidur di satu kasur. Sang ayah bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan Rp 1,8 juta per bulan, sementara ibunya sebagai ibu rumah tangga. Kondisi itu membuat Rifda sulit belajar dengan fokus.

“Kalau di rumah ribut, sempit, banyak gangguan. Jadi belajarnya ditunda-tunda. Di sini tempatnya lebih nyaman, lebih bisa belajar fokus,” jelasnya.

Meski hidup dalam keterbatasan, Rifda punya cita-cita besar menjadi animator. Ia terinspirasi dari Masashi Kishimoto, kreator anime Naruto, namun ingin membawa ciri khas Indonesia dalam karyanya.

“Saya ingin bikin cerita fantasi tapi tetap ada nuansa Indonesianya. Supaya orang-orang tahu ini buatan Indonesia,” tutur Rifda.

Sekolah Rakyat pun mendukung penuh mimpinya. Rifda mulai menulis naskah cerita di komputer sekolah sambil menunggu fasilitas laptop tersedia. “Katanya nanti ada. Sementara saya bikin dulu ceritanya, nanti bisa jadi animasi,” ungkapnya.

Sebagai anak pertama, Rifda merasa bertanggung jawab untuk masa depan keluarganya. Ia bertekad melanjutkan SMA di Sekolah Rakyat agar bisa meraih beasiswa kuliah.

“Saya di sini ngebulatin tekad buat sukses gitu. Saya niatnya mah mau lanjut kuliah gitu, nanti SMA-nya mau lanjut di Sekolah Rakyat lagi. Kan katanya kalau Sekolah Rakyat gitu, gampang dapet beasiswa buat kuliah,” ujarnya.

Sekolah Rakyat telah memberi Rifda bukan hanya ilmu, tetapi juga panggung untuk bakatnya. Dari karya yang dulu didiamkan, kini ia mulai menuai prestasi dan semakin berani mengejar mimpi.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
80 Ton Bantuan Bencana Dikabarkan Hilang di Bener Meriah Aceh, Gubernur Mualem Minta Logistik Disalurkan Tepat Sasaran
• 17 jam lalutvonenews.com
thumb
Begini Pengakuan Sopir Mobil MBG yang Tabrak Siswa SDN di Cilincing
• 14 jam lalugrid.id
thumb
Ini Dia Pengakuan 3 Korban dari Kasus Penipuan WO Ayu Puspita Sempat Dijanjikan Kambing Guling Supaya Klien Segera Bayar
• 19 jam laluparagram.id
thumb
Ammar Zoni Diizinkan Hadir Langsung di Persidangan, Aditya Zoni Bersyukur
• 13 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Xanana Gusmao Cerita Proses Timor Leste Rekonsiliasi dengan RI
• 11 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.