Jakarta, tvOnenews.com - Kolaborasi Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang diperkuat untuk mendorong inovasi daerah melalui optimalisasi Repositori Ilmiah Nasional (RIN).
Upaya bersama ini menjadi bagian penting dalam memperkaya basis pengetahuan yang bisa dimanfaatkan pemerintah pusat maupun daerah.
Hal itu disampaikan Sekretaris BSKDN, Noudy R.P. Tendean, saat membuka Workshop Pengelolaan Pengetahuan Pemerintahan Melalui RIN yang berlangsung di Hotel Orchardz Jayakarta, Kamis (11/12/2025).
Noudy menjelaskan, penguatan tata kelola pengetahuan menjadi kebutuhan mendesak di tengah dinamika pemerintahan yang semakin kompleks.
Menurutnya, kebijakan publik menuntut dukungan data dan pengetahuan yang terdokumentasi secara baik sehingga mudah diakses berbagai pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, optimalisasi RIN dihatapkan dapat memastikan praktik baik, hasil riset, dan berbagai kajian kebijakan digunakan secara berkelanjutan oleh seluruh instansi.
"Pengetahuan yang lebih sistematis sangat diperlukan untuk mendukung kualitas kajian yang lebih baik, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar tepat sasaran dan berdampak bagi masyarakat," ungkap Noudy dalam keterangannya.
Lebih lanjut, kata Noudy, pengelolaan pengetahuan yang terstruktur tidak hanya menjaga kesinambungan proses kerja, tetapi juga memicu lahirnya inovasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan publik.
"2026, kita harus semakin bersinergi lagi terkait pemanfaatan data, berbagi pakai data, sehingga kajian-kajian di pusat kita (BSKDN) semakin berkualitas dan bermanfaat bagi lahirnya kebijakan publik yang lebih baik," tambahnya.
Di sisi lain, Ketua Tim Fungsi Pengelolaan RIN Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah BRIN, Diana Permata Sari, menjelaskan bahwa manajemen pengetahuan memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas pemerintahan.
Ia memaparkan bahwa pengetahuan dapat bersumber dari berbagai bentuk, mulai dari pengalaman hingga dokumentasi.
“Pengetahuan bisa dimiliki seseorang dalam bentuk pengalaman, atau bisa juga pengetahuan yang sudah terdokumentasi, dan mungkin ilmu pengetahuan yang bisa muncul jika memang ada masalah,” ujarnya.
Diana menekankan adanya tantangan ketika pengetahuan penting hanya dikuasai oleh individu tertentu.
Situasi ini berpotensi menghambat jalannya proses bisnis ketika pegawai yang bersangkutan pensiun atau berpindah tugas.




