Ketua Komisi VII dorong pemerintah perkuat akses modal UMKM tenun NTT

antaranews.com
7 jam lalu
Cover Berita
Kupang, NTT (ANTARA) - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menilai potensi UMKM tenun ikat di Nusa Tenggara Timur sangat kaya dan variatif sehingga perlu dukungan akses modal dan pembinaan berkala dari pemerintah.

“UMKM tenun di NTT sangat potensial dan variatif. Meskipun terlihat mirip, setiap suku dan setiap pulau menghasilkan motif yang berbeda-beda, sehingga sebenarnya sangat kompetitif. Namun, tantangannya bagaimana produk ini bisa berkembang dengan dukungan modal yang cukup, agar saat dipasarkan ke luar daerah semakin menarik dan meningkatkan penjualan,” katanya saat berkunjung ke galeri UMKM Tenun Ikat Ina Sabu di Kupang, Kamis.

Ia menyebut pengembangan UMKM tenun dapat menjadi sektor yang bisa lebih cepat mendongkrak perekonomian masyarakat, terutama pelaku usaha kecil dan menengah di pedesaan.

“Di NTT lahan pertanian masih minim dan ketersediaan air juga terbatas. Karena itu, pengembangan UMKM dapat menjadi sumber ekonomi potensial yang menghidupkan masyarakat. Apalagi produksi kain-kain tenun lebih banyak dilakukan di desa bukan kota,” katanya.

Saleh menegaskan pentingnya peran aktif pemerintah dalam pembinaan pelaku UMKM tersebut agar bisa berfokus menghasilkan produk dengan kualitas lebih tinggi dan nilai jual lebih baik.

Jika penjualan meningkat, maka UMKM dan sektor ekonomi kreatif di sini akan tumbuh lebih baik.

Selanjutnya, kami berharap pemerintah berperan aktif dalam pembinaan UMKM agar produksi mereka lebih terfokus dan menghasilkan barang dengan nilai jual lebih baik. Harga produk di sini juga cukup tinggi.

“Tadi saya lihat ada tenun yang harganya mencapai Rp3 juta untuk produk jadi (fesyen) dan Rp2,5 juta untuk yang belum jadi. Harganya sudah setara batik berkualitas di Jakarta. Ini peluang yang bagus,” ujarnya.

Ia menambahkan jika pemerintah aktif membina, produk UMKM lokal bisa dipasarkan bukan hanya di NTT, tetapi juga ke Pulau Jawa dan wilayah lain. Targetnya seperti batik Jawa yang sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri.

Saleh menegaskan pengembangan usaha membutuhkan akses modal, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Komisi VII, lanjut dia, berperan mengawasi penyaluran KUR dan Penyertaan Modal Negara (PMN) serta mendorong agar pelaku UMKM bisa mengakses pembiayaan tersebut.

“Saat ini, kendalanya banyak masyarakat yang kesulitan meminjam uang di bank karena tidak lolos persyaratan atau rasa takut meminjam karena khawatir tidak bisa membayar. Ini harus dihindari. Jika mereka sungguh-sungguh bekerja keras mengembangkan usaha, insyaallah cicilannya bisa dibayar,” katanya.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah gencar melakukan pendampingan intensif, baik dalam pembinaan pelaku usaha maupun sosialisasi pemanfaatan KUR dan PMN agar UMKM menjadi penggerak ekonomi yang berkelanjutan di NTT.

Baca juga: Komisi VII DPR dukung perlindungan UMKM untuk ekonomi inklusif

Baca juga: Wakil Ketua Komisi VII usulkan bentuk pansus soal Krakatau Steel


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jelas! PBNU Terbagi 2 Kelompok, Kramat Vs Sultan
• 22 jam lalujpnn.com
thumb
Langkahkan Asa Meski Tak Lagi Sempurna
• 13 jam laluviva.co.id
thumb
Bobotoh Juluki Ramon Tanque sebagai El Anaconda, Berkat Cetak Gol Kemenangan Persib Bandung atas Bangkok United
• 20 jam laluharianfajar
thumb
Rencanakan Liburan Akhir Tahun Tanpa Khawatir, Ada Diskon Pesawat hingga Rp400.000
• 9 jam laluidxchannel.com
thumb
Gus Yahya Akui Konsesi Tambang Picu Polemik PBNU: Tapi Bukan Cuma Itu
• 12 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.