Gus Yahya Tak Masalah Jika Muktamar NU Digelar Besok Pagi

jpnn.com
4 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya bukanlah sosok yang anti dengan muktamar (luar biasa) NU.

Menurutnya, boleh saja muktamar dipercepat asal syarat-syarat musyawarah akbar tersebut telah terpenuhi.

BACA JUGA: Pj Ketum PBNU KH Zulfa Mustofa Sowan Ulama Sepuh Banten

“Mengenai percepatan muktamar, tidak ada masalah. Muktamar mau cepat, mau lambat, tidak ada masalah, tetapi syarat harus dipenuhi, yaitu bahwa muktamar dipimpin oleh Rais Aam dan Ketua Umum,” ujar Gus Yahya di Jakarta, Kamis (11/12).

Sebelumnya, hasil Rapat Pleno Syuriyah pada Selasa (9/12) menginginkan agar muktamar digelar pada 2026 atau lebih cepat dari rencana awal yang disampaikan pada Muktamar Lampung, yakni pada 2027.

BACA JUGA: Gus Salam: Muktamar Luar Biasa Bisa Mengatasi Kegaduhan PBNU

Rais Syuriyah PBNU Muhammad Nuh yang menjadi perwakilan Pleno Syuriyah di Hotel Sultan, Jakarta, mengatakan rapat pleno 9–10 Desember 2025 telah menyepakati langkah percepatan untuk mengembalikan siklus Muktamar NU ke jadwal normal sebelum pandemi Covid-19.

Muktamar PBNU adalah forum tertinggi organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar setiap lima tahun sekali untuk memilih kepemimpinan baru, menetapkan arah kebijakan, dan merumuskan keputusan strategis bagi NU.

“Rais Aam yang mulia sudah memberikan beberapa catatan. Ini bukan percepatan Muktamar, bukan. Namun, mengembalikan siklus Muktamar seperti sebelum Covid-19. Karena Muktamar di Lampung itu mundur akibat pandemi. Sekarang kesempatan bagus untuk kembali ke siklus yang normal,” kata Nuh.

Menanggapi hal tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa muktamar wajib dihadiri oleh Rais Aam dan Ketua Umum. Apabila salah satunya tidak hadir, maka muktamar tidak bisa digelar.

Saat ini terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh PBNU. Rapat Pleno Syuriyah menunjuk Zulfa Mustofa sebagai Pejabat (Pj) Ketua Umum, sementara di sisi lain Yahya Cholil Staquf menganggap bawah kursi ketua umum masih dalam kewenangannya secara de facto dan de jure.

Maka dari itu, kata Gus Yahya, polemik harus diselesaikan terlebih dahulu dengan cara duduk bersama agar penyelenggaraan muktamar tidak menemui masalah.

“Ya, sudah mari bareng-bareng saja, persiapkan muktamar bersama-sama. Mau cepat mari, mau besok pagi, ya sudah. Yang penting muktamar ini benar. Yang utama muktamar jangan timpang, cacat, kurang sempurna,” kata Gus Yahya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Ketua DPD NasDem Kota Bandung Tersangka Jual Beli Jabatan, DPW Jabar Merespons
• 2 jam lalujpnn.com
thumb
25 Kado untuk Bayi Baru Lahir, Bermanfaat dan Pasti Dipakai!
• 45 menit lalutheasianparent.com
thumb
Cara Mencuci Buah & Sayur Agar Aman dari Pestisida
• 21 jam lalukumparan.com
thumb
Mendagri: OTT Bupati Lampung Tengah Oleh KPK Harus Jadi Peringatan Bagi Kepala Daerah
• 16 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Rayakan 55 Tahun Kiprah Soneta, Rhoma Irama Gelar Konser Selebrasi Spektakuler
• 14 jam laluintipseleb.com
Berhasil disimpan.