The Fed kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,5-3,75 persen pada Rabu (10/12/2025) waktu setempat.
IDXChannel - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,5-3,75 persen pada Rabu (10/12/2025) waktu setempat.
Keputusan ini sesuai ekspektasi pasar dan menjadi pemangkasan ketiga sepanjang 2025, sekaligus membawa suku bunga AS ke level terendah sejak 2022.
Dalam konferensi pers seusai pertemuan, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa kondisi ekonomi saat ini berada di zona abu-abu. Inflasi tetap berada di atas target 2 persen, sementara pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Situasi ini memicu perbedaan pandangan yang cukup tajam di internal Federal Open Market Committee (FOMC).
Tercatat 3 dari 12 anggota komite menyatakan tidak setuju terhadap pemangkasan suku bunga, sebuah dinamika yang terakhir kali terjadi pada September 2019. Hal ini menunjukkan bahwa konsensus para pembuat kebijakan semakin longgar seiring ketidakpastian arah ekonomi AS.
Selain menurunkan suku bunga, The Fed juga mengumumkan rencana untuk kembali membeli obligasi pemerintah AS senilai USD40 miliar. Langkah ini dinilai sebagian pasar sebagai bentuk pelonggaran moneter terselubung yang secara tidak langsung dapat membantu menekan suku bunga jangka panjang.
Pengumuman ini melanjutkan langkah pada pertemuan Oktober 2025, ketika The Fed memutuskan menghentikan penyusutan neraca (quantitative tightening) guna memberikan lebih banyak likuiditas bagi pasar dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
The Fed juga merilis proyeksi ekonomi terbaru, yang mencerminkan pandangan yang lebih optimistis terhadap pertumbuhan, namun lebih hati-hati terhadap inflasi dan suku bunga.
Adapun proyeksi median terkait suku bunga menunjukkan akan ada penurunan satu kali ke kisaran 3,25-3,5 persen pada 2026, sama seperti proyeksi September 2025.
Selanjutnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi AS ditingkatkan, dengan PDB diperkirakan tumbuh 1,7 persen pada 2025 dan 2,3 persen pada 2026.
Sementara itu, proyeksi inflasi diturunkan, dengan inflasi inti diperkirakan mencapai 2,9 persen pada 2025 dan turun ke 2,4 persen pada 2026.
Lalu tingkat pengangguran diperkirakan akan berada di level 4,5 persen pada 2025 dan 4,4 persen pada 2026, sama seperti proyeksi September 2025.
Arah kebijakan 2026 bergantung pada suku bunga dan politikStockbit pada Kamis (11/12/2025) menilai ketidakpastian kebijakan moneter untuk 2026 akan tetap tinggi, tidak hanya karena terpecahnya pandangan pejabat The Fed, tetapi juga karena faktor politik.
"Meski diproyeksikan kembali dipangkas, kami melihat bahwa ketidakpastian terkait arah suku bunga AS pada 2026 masih tinggi, tercermin dari distribusi dot plot terbaru yang terpecah," tulis Stockbit.
Masa jabatan Jerome Powell akan berakhir pada Mei 2026, dan Presiden AS Donald Trump dapat menunjuk pengganti paling cepat pada akhir bulan ini. Kandidat pilihan Trump diperkirakan akan mendorong pemangkasan suku bunga yang lebih agresif dibandingkan preferensi mayoritas anggota FOMC.
Trump bahkan mengkritik pemangkasan 25 bps ini dan menyatakan bahwa dia mengharapkan dua kali lipat dari keputusan tersebut. Sebuah sinyal bahwa dinamika politik dapat semakin memengaruhi arah kebijakan moneter AS ke depan.
(DESI ANGRIANI)
