Bisnis.com, JAKARTA - Taipan batu bara dan orang terkaya kedua di Indonesia, Low Tuck Kwong, masuk dalam daftar Pahlawan Filantropi Asia yang dirilis majalah Forbes untuk tahun 2025.
Low Tuck Kwong menjadi satu-satunya miliarder Indonesia yang masuk dalam daftar. Forbes menyoroti kontribusinya untuk mendanai dunia pendidikan.
Pada Maret, miliarder batubara Low Tuck Kwong menjanjikan US$6,1 juta kepada Nanyang Technologial University (NTU) di Singapura melalui Yayasan Low Tuck Kwong miliknya, yang berfokus pada pendidikan, perawatan kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
NTU, tempat putra Low, David, meraih gelar sarjana teknik pada tahun 2004, mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk beasiswa baru bagi mahasiswa S1 Singapura yang membutuhkan dukungan keuangan dan untuk menawarkan beasiswa kepada mahasiswa pascasarjana Indonesia.
Low, juga memberikan sumbangan serupa di Indonesia, termasuk kepada Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia. Dia mengatakan motivasinya adalah untuk mengamankan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.
Pada tahun 2023, yayasannya juga memberikan hibah sebesar S$101 juta atau sekitar US$70,7 juta kepada Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Singapore National University (SNU), almamater putrinya, Elaine, untuk mendanai program kepemimpinan bagi pejabat publik dari Asia serta untuk memberikan beasiswa bagi mereka yang mengambil jurusan kebijakan publik atau hubungan internasional.
Kekayaan Low Tuck KwongDilansir Forbes, pendiri perusahaan pertambangan batu bara raksasa, Bayan Resources, yang lahir di Singapura ini memiliki kekayaan bersih sebesar US$24,3 miliar per 11 Desember 2025 atau sekitar Rp405 triliun.
Low sudah bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura saat masih remaja dan kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mencari peluang yang lebih besar.
Selain dari Bayan Resources, kekayaannya juga bersumber dari kepemilikan saham di perusahaan energi terbarukan Singapura miliknya, Metis Energy, yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources.
Dia juga memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources. Low juga mendukung SEAX Global, yang sedang membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.



