SKPlasma Core Indonesia Luncurkan Obat Derivat Plasma Pertama Berbasis Donor Lokal

wartaekonomi.co.id
3 jam lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Bangkalan -

Perusahaan Joint Venture SK Plasma dan Indonesia Investment Authority (INA), SKPlasma Core Indonesia meluncurkan dua inovasi obat derivat plasma, yakni SK GammaBio dan SK Albumin. Peluncuran ini menandai langkah penting menuju kemandirian nasional dalam produksi obat berbasis plasma.

Dilansir Jumat (12/12), VP of Communications Indonesia Investment Authority (INA), Putri Dianita Ruswaldi menyatakan kehadiran obat berbasis plasma lokal diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien serta menghadirkan terapi yang lebih aman, berkelanjutan, dan terjangkau dibandingkan produk impor.

Baca Juga: Pertamina Ungkap Potensi CCS 7,1 Giga Ton Diminati Jepang hingga Korea

Kedua produk tersebut diproduksi menggunakan plasma yang dikumpulkan dari pendonor darah di Indonesia. Selama ini, tanah air bergantung sepenuhnya pada impor untuk memenuhi kebutuhan obat derivat plasma (PODP), seperti albumin dan imunoglobulin. Dengan hadirnya produk dari sumber domestik, ketahanan pasokan terapi esensial disebut semakin kuat.

Plasma donor lokal sendiri dikirim dari Unit Donor Darah PMI dan RSUD Dr. Sardjito. Mereka telah melalui proses fraksionasi dan penjaminan mutu berstandar internasional dalam fasilitas SK Plasma Korea. Produk SK GammaBio dan SK Albumin dijadwalkan tiba kembali di Indonesia pada akhir Desember 2025.

SKPlasma Core Indonesia juga saat ini membangun fasilitas fraksionasi plasma berteknologi tinggi di Karawang, Jawa Barat. Progres konstruksi fasilitas tersebut telah mencapai lebih dari 98 persen dan ditargetkan rampung pada akhir 2025, dengan rencana operasional mulai akhir 2026. Fasilitas ini akan menjadi yang pertama berskala besar di Indonesia.

Baca Juga: Langkah Strategis Atasi Stunting: Integrasi PKMK dalam Manfaat BPJS Kesehatan Tingkatkan Layanan Preventif dan Kuratif

Saat beroperasi penuh, fasilitas tersebut akan memproduksi terapi berbasis plasma menggunakan plasma donor dalam negeri, membuka peluang kemandirian nasional sekaligus potensi ekspor. Pembangunan fasilitas juga membawa dampak positif berupa transfer teknologi, penciptaan ribuan lapangan kerja, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia melalui pelatihan di Korea.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
191 Juta Masyarakat akan Bepergian Saat Nataru, Polri Siapkan Pengamanan
• 4 jam lalukompas.com
thumb
Kemarin, relokasi rumah korban bencana Sumatera hingga UMP 2026
• 11 jam laluantaranews.com
thumb
UU Kepariwisataan 2025 Perkuat Pariwisata sebagai Pilar Pembangunan Nasional
• 12 jam lalupantau.com
thumb
DPR Ingatkan Kelangkaan BBM Jangan Sampai Perparah Kondisi Pascabencana Sumatra
• 20 jam lalujpnn.com
thumb
Pakar Kritik Kepala Daerah yang Doyan Terbitkan Surat Edaran
• 27 menit lalubisnis.com
Berhasil disimpan.