Mengapa Tanggap Darurat Banjir Bandang Sumatra Diperpanjang?

metrotvnews.com
12 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: Tanggap darurat banjir bandang di Sumatra diperpanjang setelah dampak bencana yang masih meluas dan kesulitan dalam upaya pemulihan. Masyarakat yang terdampak membutuhkan bantuan yang lebih lama, sementara tim pencarian dan penyelamatan terus berusaha menemukan korban yang hilang. 

Perpanjangan ini juga bertujuan untuk memberikan waktu lebih bagi pemerintah dan relawan dalam mengatasi kerusakan serta membantu pemulihan daerah yang terdampak.

Baca Juga :

Tenda Darurat BNPB Terpasang di Aceh Tamiang Usai Akses Terbuka
Kondisi lapangan daruratnya masih sangat nyata
Berdasarkan data terkini dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 11 Desember 2025, jumlah korban tewas akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat) mencapai 971 orang, sedangkan 255 orang lainnya dinyatakan hilang.

Data tersebut terus diperbarui seiring upaya pencarian dan penanganan darurat yang masih berlangsung. Total korban luka-luka dilaporkan mencapai sekitar 5.000 jiwa, dan bencana ini berdampak pada 52 kabupaten/kota serta merusak ribuan rumah dan fasilitas umum. 

Jumlah pengungsi akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat) per data tanggal 10 Desember 2025 adalah sebanyak 894.501 jiwa. BNPB mencatat bahwa mayoritas pengungsi, sekitar 831.000 orang, berada di Provinsi Aceh, khususnya di Banda Aceh. 

Baca Juga :

Gubernur Aceh Larang Pengambilan Kayu di Lokasi Bencana
Jumlah rumah rusak
Jumlah total rumah yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera telah mencapai 157.900 unit berdasarkan data terbaru dari BNPB per 12 Desember 2025. Angka ini mencakup kerusakan di 52 kabupaten/kota yang terdampak di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

Data kerusakan tersebut dirinci ke dalam empat kategori: rusak ringan, sedang, berat, hingga hanyut terbawa arus. Kerusakan terparah dilaporkan terjadi di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Bireuen, dan Gayo Lues. 

Selain rumah, bencana ini juga menyebabkan kerusakan masif pada fasilitas dan infrastruktur lainnya, termasuk: 
  • 1.200 fasilitas umum (jalan, SPBU, pasar) rusak
  • 581 fasilitas pendidikan (sekolah) rusak
  • 498 jembatan rusak
  • 434 rumah ibadah rusak
  • 290 gedung perkantoran rusak
  • 219 fasilitas kesehatan rusak.

Sumber: BNPB, Redaksi Metro TV


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BRI Jatinegara Meriahkan My Melody and Kuromi Bestie Run 2025
• 17 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Jatuhnya Tumpukan Baterai Drone Rusak Jadi Penyebab Kebakaran Gedung Terra Drone
• 11 jam lalukompas.id
thumb
Kapolri Tegaskan Pengawasan Kawasan Hutan, Tim Turun Telusuri Kasus Aceh Tamiang
• 22 jam lalutvrinews.com
thumb
Bibit Siklon 93S Terbentuk di Samudra Hindia, Potensi Hujan Lebat di Bali-NTB
• 19 jam laludetik.com
thumb
LBH PIGMA Sebut Perkap No 10 Tahun 2025 Sah: Perpanjangan UU Kepolisian
• 9 jam laludisway.id
Berhasil disimpan.