Refleksi Akhir Tahun: Keuangan Perempuan Pekerja

kompas.id
1 hari lalu
Cover Berita

Perempuan Indonesia berperan tidak hanya sebagai pendamping bagi suami dan ibu bagi anaknya, tetapi juga menjadi pekerja, baik di sektor formal maupun informal. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik, 36,32 persen pekerja formal di Indonesia adalah perempuan. Dalam menjalankan peran sebagai pekerja itu, perempuan dituntut memiliki berbagai pemahaman keahlian, termasuk tentang pengelolaan keuangan.

Sebagai individu yang hadir di ruang profesional sekaligus memikul peran sebagai ”menteri keuangan” di keluarga, perempuan dihadapkan dengan berbagai keputusan setiap hari.

Berbagai keputusan yang diambil dapat melahirkan decision fatigue, yaitu kelelahan akibat banyaknya pilihan yang harus diputuskan. Dalam kondisi seperti ini, perempuan cenderung mengambil keputusan finansial secara cepat dan praktis, terkadang tanpa sempat menimbang dampak jangka panjangnya.

Baik dari sisi literasi maupun inklusi keuangan, laki-laki masih lebih unggul sehingga peningkatan literasi keuangan perempuan menjadi semakin penting, mengingat peran perempuan juga sebagai bendahara dalam keluarganya.

Literasi keuangan menjadi hal yang harus dimiliki perempuan agar setiap keputusan keuangan yang diambil memiliki dasar yang valid dan penuh pertimbangan.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, berdasarkan jender, indeks literasi keuangan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.

Indeks literasi keuangan laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 67,32 persen dan 65,58 persen. Adapun indeks inklusi keuangan laki-laki dikatakan sebanding dengan perempuan, yakni masing-masing 80,73 persen dan 80,28 persen. Baik dari sisi literasi maupun inklusi keuangan, laki-laki masih lebih unggul sehingga peningkatan literasi keuangan perempuan menjadi semakin penting, mengingat peran perempuan juga sebagai bendahara dalam keluarganya.

Survei BPS mengenai Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2025 menunjukkan adanya kenaikan pengeluaran rumah tangga di berbagai kelompok konsumsi. Kenaikan ini selaras dengan kehidupan yang semakin kompleks, harga kebutuhan meningkat, layanan pendidikan dan kesehatan yang bertambah mahal, serta perubahan gaya hidup yang membuat pengeluaran semakin beragam.

Dari hal itu, peningkatan literasi keuangan diharapkan mampu memperkuat kemampuan perempuan dalam mengelola keuangan keluarga untuk mencapai tujuan keuangan, baik jangka pendek maupun panjang.

Baca JugaTeknologi Keuangan dan Kesejahteraan Peternak

Pengujung tahun adalah momen yang tepat untuk kita mereviu kembali berbagai keputusan finansial yang telah dilakukan pada 2025 dan merencanakan tujuan keuangan yang akan dilakukan pada 2026.

Ada beberapa tip yang dapat Anda lakukan untuk dapat mereviu keberhasilan dan kesesuaian pengelolaan keuangan yang telah dilakukan. Pertama, meninjau sumber dan jumlah pendapatan sekaligus stabilitasnya. Perempuan bekerja sering mengalami perubahan ritme pendapatan akibat dinamika pekerjaan dan kehidupan berkeluarga.

Meninjau pendapatan membantu perempuan memahami kapasitas finansial yang dimiliki. Evaluasi ini juga dapat menjadi dasar untuk menilai apakah perlu upaya peningkatan kompetensi, melakukan negosiasi peran, atau penyesuaian ritme kerja demi keseimbangan fisik dan mental.

Kedua, memetakan pola pengeluaran rumah tangga. BPS menyebutkan sebagian besar pengeluaran rumah tangga terserap oleh empat kategori utama, yaitu makanan, transportasi, komunikasi, dan pendidikan. Keempatnya berhubungan langsung dengan keputusan harian termasuk dalam pengelolaan keuangan rumah tangga yang diatur oleh perempuan.

Ketika akan melunasi utang, disarankan utang berbunga tinggi diprioritaskan untuk dilunasi.

Salah satu tips keuangan yang dapat dilakukan agar pengeluaran rumah tangga dapat dikelola dengan baik adalah membaginya ke dalam kategori wajib, fleksibel, dan insidental. Pemetaan ini membantu perempuan menata ulang strategi konsumsi, menjaga keseimbangan hidup, dan membuka ruang untuk tujuan finansial jangka panjang.

Ketiga, mengecek kembali kewajiban yang harus dibayarkan secara berkala, termasuk utang. Utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan. Keberadaan utang tidak selalu buruk jika dapat dikelola dengan bijak.

Utang menjadi salah satu topik yang tidak nyaman untuk dibahas, tetapi aspek kejujuran menjadi hal yang penting untuk diutamakan. Rasio cicilan utang setiap bulan disarankan tidak lebih dari 30-35 persen pendapatan bulanan. Ketika akan melunasi utang, disarankan utang berbunga tinggi diprioritaskan untuk dilunasi.

Baca JugaLiterasi dan Inklusi Keuangan untuk Sejahterakan Masyarakat

Keempat, ketersediaan dana darurat dan perlindungan finansial. Dana darurat merupakan fondasi ketahanan finansial keluarga. Jumlah dana darurat yang disarankan bagi keluarga adalah enam kali pengeluaran bulanan rumah tangga atau dapat lebih tinggi. Dana darurat akan membantu perekonomian keluarga saat terjadi kondisi yang tak terduga, seperti perubahan pekerjaan, kebutuhan kesehatan, dan kondisi darurat lain yang memerlukan respons cepat.

Selain dana darurat, perlindungan finansial, seperti asuransi kesehatan atau jiwa, juga perlu ditinjau ulang. Evaluasi berkala memastikan bahwa manfaat yang diterima masih sesuai dengan kebutuhan serta menutup celah risiko yang mungkin muncul di masa mendatang.

Kelima, memeriksa jumlah aset pribadi dan aset keluarga. Aset adalah fondasi ketahanan finansial jangka panjang. Inventarisasi sederhana, seperti melihat kembali jumlah tabungan, deposito, logam mulia, dan instrumen investasi yang dimiliki. Hal ini akan membantu Anda memahami pertumbuhan kekayaan bersih keluarga.

Keenam, menyusun strategi keuangan setahun ke depan. Setelah seluruh aspek keuangan dipetakan, langkah berikutnya adalah menyusun strategi yang dapat dilaksanakan dalam 12 bulan ke depan. Strategi tersebut dapat berupa penguatan dana darurat, pengurangan utang berbunga tinggi, penyesuaian perlindungan dasar, atau peningkatan alokasi investasi secara bertahap.

Pemanfaatan fitur otomatis seperti auto debet tabungan atau auto invest membantu perempuan mengurangi beban pengambilan keputusan harian. Otomasi ini, meski sederhana, dapat memberikan dampak besar dalam menjaga konsistensi perencanaan.

Evaluasi keuangan akhir tahun dapat menjadi momen yang akan membantu perempuan dalam upaya untuk memperkuat ketahanan finansial, menjaga keseimbangan hidup, dan memasuki tahun baru dengan langkah yang lebih mantap dan penuh keyakinan.

Anda dapat mengakses tips keuangan lain dan informasi legalitas lembaga jasa keuangan yang diawasi OJK melalui website resmi OJK di www.ojk.go.id, Kontak OJK 157, Whatsapp 081-157-157-157, dan semua media sosial resmi OJK.

Carina Anandilla, Otoritas Jasa Keuangan


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
207 Aduan Masuk, Kerugian Kasus WO Ayu Puspita Tembus Rp11,5 Miliar
• 17 jam laludisway.id
thumb
Prediksi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Pekan Depan, Senin (15/12)
• 21 jam lalubisnis.com
thumb
Menko AHY: Pemerintah Prioritaskan Penanganan Infrastruktur Terdampak Bencana
• 22 jam lalutvrinews.com
thumb
Jelang Natal dan Tahun Baru, MUI Maluku Ajak Warga Perkuat Toleransi dan Persaudaraan
• 20 jam lalumatamata.com
thumb
Bung Towel Kembali Bersuara, Soroti Kinerja Indra Sjafri: Timnas Gagal Total di SEA Games dengan Kekuatan Terbaik 
• 13 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.