Jakarta, IDN Times - Banjir di Pulau Sumatra yang telah memasuki pekan ketiga mengingatkan publik pada fakta tutupan hutan alami di Pulau tersebut yang tersisa 13 persen. Mayoritas hutan alami di Sumatra telah ditebang dan dialihkan untuk berbagai kebutuhan, termasuk penanaman sawit.
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto pada awal 30 Desember 2024 lalu pun kembali viral, ketika ia mendorong agar penanaman kebun sawit terus ditambah. Bahkan, Prabowo juga menyebut tak perlu khawatir terhadap deforestasi.
"Namanya kelapa sawit ya pohon, kan juga punya daun. Kita bersyukur kepada Tuhan, negara lain penuh kesulitan dan ketegangan, banyak negara terlalu berharap dari Indonesia. Terutama mereka membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis rupanya," ujar Prabowo ketika menyampaikan pidato di Jakarta.
Kemudian, di momen puncak HUT ke-61 Golkar pada 5 Desember 2025, Prabowo menyebut kelapa sawit sebagai karunia. Kelapa sawit bisa diolah menjadi BBM baik solar ataupun bensin.
"Kita punya teknologinya. Jadi, kalau kita nanti diberikan karunia oleh Yang Maha Kuasa, kita punya kelapa sawit," tutur dia di Istora Senayan, Jakarta Pusat kala itu.
Kedua pernyataan Prabowo itu jelas memicu protes dari publik. Mereka bingung mengapa pernyataan tersebut bisa keluar dari seorang presiden. Namun, benar kah kelapa sawit juga tergolong pohon?





