Masniari Wolf, Ratu Renang Berdarah Batak–Jerman yang Raih Emas SEA Games Tiga Edisi Beruntun

republika.co.id
1 hari lalu
Cover Berita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perenang putri Indonesia Masniari Wolf kembali mengharumkan nama bangsa di ajang SEA Games 2025 Thailand. Atlet berusia 20 tahun itu sukses meraih medali emas nomor 50 meter gaya punggung putri, sekaligus menegaskan dominasinya di kawasan Asia Tenggara.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1754473276648-0'); });

Masniari tampil impresif di partai final dengan mencatatkan waktu 28,80 detik, mengungguli para pesaingnya dan memastikan emas untuk kontingen Merah Putih. Hasil tersebut memperpanjang catatan gemilang Masniari yang kini telah mengoleksi tiga medali emas SEA Games secara beruntun, masing-masing pada edisi Vietnam 2021, Kamboja 2023, dan Thailand 2025.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Baca Juga
  • Simak Peluang Indonesia Raih Emas pada SEA Games 2025 Hari Ini
  • Jadwal Tim Indonesia di SEA Games 2025 Hari ini: Bersaing Ketat dengan Vietnam Berburu Posisi Kedua
  • Target Emas Bola SEA Games Meleset, Zainuddin Amali Harus Tanggung Jawab

Raihan tersebut mengukuhkan Masniari Wolf sebagai tulang punggung tim renang Indonesia, khususnya di nomor gaya punggung, sekaligus menjadikannya salah satu perenang paling konsisten di level regional.

Di balik prestasi yang kini terus menanjak, Masniari memiliki perjalanan panjang sejak usia belia. Perenang berdarah Batak–Jerman itu mengaku mulai menekuni dunia renang secara serius sejak berusia 11 tahun, saat masih menetap di Jerman.

'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}

Masniari memulai kariernya dari kota asalnya, Wiesbaden, sebelum kemudian berkembang di Frankfurt. Kecintaannya pada olahraga air itu perlahan berubah menjadi tekad untuk berprestasi di level internasional.

“Jadi saya sudah berenang hampir sepanjang hidup saya. Awalnya hanya karena menyenangkan. Saya berlatih sekali dalam seminggu, lalu mendapat tawaran dari pelatih tim yang levelnya lebih tinggi dari klub saya,” ujar Masniari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Pelatih tersebut kemudian memintanya bergabung dan meningkatkan intensitas latihan hingga empat kali dalam sepekan. Awalnya, Masniari sempat ragu karena ingin tetap menikmati renang sebagai aktivitas menyenangkan.

“Waktu itu saya tidak ingin terlalu sering latihan. Tapi setelah beberapa bulan, saya memutuskan mencoba bergabung. Dari situ semuanya berubah,” katanya.

Masniari mengisahkan, pada masa awal ia mempelajari berbagai gaya renang, mulai dari kupu-kupu, gaya bebas, hingga gaya punggung. Seiring waktu, gaya punggung justru menjadi nomor andalannya hingga saat ini.

“Di sana saya berkembang dan punya kecepatan di usia yang masih sangat muda. Saya merasa keputusan untuk berlatih lebih sering adalah pilihan yang tepat,” ujarnya.

 

Loading...
.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}
Ikuti Whatsapp Channel Republika
.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;} .wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}
Advertisement
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1676653185198-0'); });

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prabowo Targetkan Aliran Listrik Pulih di Wilayah Bencana, dalam Seminggu
• 18 jam lalueranasional.com
thumb
Rajiv DPR Acungi Jempol ke Kapolda Jabar Tangkap Perusak Kebun Teh Pangalengan
• 17 jam laluviva.co.id
thumb
Pasca Insiden Cilincing, Mobil Pengantaran MBG Harus di Luar Pagar
• 1 jam laludisway.id
thumb
Kamboja: Pengungsi akibat konflik dengan Thailand tembus 300.000 orang
• 17 jam laluantaranews.com
thumb
Ambisi Besar PSIS Semarang Kembali ke Super League: Revolusi Skuad Bermental Juara
• 14 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.