Pasar hunian sekunder di Indonesia menunjukkan pergerakan yang lebih tenang menjelang akhir 2025.
IDXChannel – Pasar hunian sekunder di Indonesia menunjukkan pergerakan yang lebih tenang menjelang akhir 2025.
Berdasarkan Flash Report Desember 2025 by Rumah123, harga rumah secara nasional tercatat stagnan pada November 2025, sementara suplai turun 0,3 persen secara bulanan. Secara tahunan, harga mengalami kontraksi tipis sebesar 0,2 persen, jauh di bawah tingkat inflasi 2,72 persen.
Kondisi ini menunjukkan kecenderungan sikap konsumen dan pemilik properti yang berhati-hati dalam mengambil keputusan besar, menanti arah pasar di awal 2026.
Meski harga relatif stabil, minat pencarian hunian tetap kuat dan bahkan menguat di beberapa wilayah utama yang menawarkan kemudahan akses dan kualitas hidup tinggi.
Tangerang menjadi lokasi paling diminati dengan kontribusi 14,3 persen dari total pencarian nasional, didukung jaringan tol utama, konektivitas ke pusat bisnis Jakarta Barat dan Selatan, serta perkembangan pesat di koridor BSD-Alam Sutera-Gading Serpong.
Jakarta Selatan menyusul dengan porsi pencarian sebesar 12,2 persen berkat sistem transportasi lengkap mulai dari MRT hingga simpul-simpul tol strategis yang menghubungkan kawasan bisnis dan residensial.
Jakarta Barat juga semakin diminati dengan 10,9 persen pencarian berkat akses strategis menuju pusat bisnis CBD, Tangerang, dan munculnya klaster hunian baru yang menawarkan opsi rumah vertikal maupun landed dengan fasilitas kota yang terus bertumbuh.
Dilihat dari pergerakan harga, dinamika antar kota cenderung berbeda. Bandung mencatat kenaikan bulanan tertinggi sebesar 1,0 persen, disusul Jakarta sebesar 0,2 persen. Secara tahunan, Denpasar memimpin pertumbuhan harga dengan 3,4 persen, diikuti Medan dan Bekasi dengan kenaikan masing-masing 2,1 persen dan 1,5 persen.
Penurunan suplai secara tahunan mencapai 8,6 persen, mengindikasikan banyak pemilik properti memilih menunda pemasangan listing hingga memasuki tahun yang baru.
Perbedaan pola juga muncul pada segmen ukuran hunian. Rumah berukuran kecil di pusat kota masih mencatat lonjakan permintaan dan nilai, seperti segmen rumah ≤60 m² di Jakarta Pusat yang tumbuh 28 persen secara tahunan. Bekasi mengalami peningkatan permintaan pada rumah tipe menengah, sementara Yogyakarta mempertahankan permintaan kuat untuk rumah berukuran besar.
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menjelaskan, stagnasi harga dan penurunan suplai pada akhir tahun bukan pertanda melemahnya permintaan, melainkan konsumen yang menunggu momentum tepat untuk mengambil keputusan.
"Di sisi lain, tingginya pencarian di Tangerang, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat menunjukkan bahwa kawasan dengan mobilitas tinggi tetap menjadi pusat gravitasi pencari hunian," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (14/12/2025).
Menurut Marisa, sejumlah kota tetap menunjukkan ketahanan harga yang menarik seperti Bekasi, Medan, dan Denpasar berhasil mempertahankan tren kenaikan harga yang menarik di tengah perlambatan nasional.
"Dengan tren penurunan suku bunga dan ekspektasi stabilitas ekonomi pada 2026, pasar hunian memiliki peluang untuk kembali bergerak lebih dinamis," ujarnya.
Mengakhiri 2025, kata dia, pasar hunian Indonesia menunjukkan karakter konsumen yang semakin selektif, dengan preferensi yang semakin mengutamakan mobilitas dan penguatan minat di kawasan berinfrastruktur mapan.
"Kombinasi ini memberi dasar yang solid untuk menyongsong 2026, ketika berbagai indikator ekonomi diperkirakan bergerak menuju kondisi yang lebih stabil," katanya.
(Dhera Arizona)





