Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Cirebon sejak Sabtu malam (13/12) membuat sejumlah sungai meluap dan memicu banjir di beberapa wilayah. Salah satunya Kecamatan Gunung Jati, di sana terdapat tiga desa yang terdampak banjir hingga Minggu (14/12).
Banjir dilaporkan merendam Desa Astana, Wanakaya, dan Jatimerta. Ratusan rumah warga terdampak dengan ketinggian air yang beragam.
Patroli dilakukan polisi bersama pemerintah desa setempat untuk monitoring titik terdampak banjir. Komandan Kompi (Danki) Iptu Alim Fauzi melalui Dpp Aipda Ade Nana Permana menyampaikan, hasil pemantauan menunjukkan banjir merendam wilayah Blok Parid Selatan, Parid Utara, dan Parid Tengah, tepatnya di RT 11, 12, 13, dan 14 RW 04 Desa Astana.
“Ketinggian air bervariasi antara 50 sentimeter hingga mencapai satu meter. Jumlah rumah terdampak diperkirakan mencapai ratusan unit,” kata Ade Nana Permana.
Ia menjelaskan, air mulai masuk ke permukiman warga sekitar pukul 03.30 WIB. Kondisi kemudian memburuk pada pukul 08.00 WIB, saat ketinggian air kembali meningkat dan merendam rumah-rumah warga.
Rumah AmbrukAparat Desa Astana, Alkaf, mengatakan banjir juga merobohkan satu rumah warga. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
“Selain merendam rumah warga, hujan deras juga mengakibatkan satu rumah milik Ibu Taryem, warga RT 08 RW 02 Blok Sangurara, ambruk. Hingga saat ini air belum menunjukkan tanda-tanda surut dan kami tetap siaga,” ujar Alkaf saat ditemui di lokasi, Minggu (14/12).
Ia menyebut, jumlah kepala keluarga terdampak di Desa Astana mencapai ratusan KK. Tak hanya rumah warga, dua mushola di desa tersebut juga ikut terendam banjir.
“Banjir ini bukan hanya akibat hujan deras, tetapi juga karena luapan Sungai Pekik dan Sungai Condong,” katanya.
Hingga saat ini, Tim SAR bersama unsur terkait terus melakukan pemantauan dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Warga diminta mengutamakan keselamatan, terutama anak-anak dan lansia, serta mengikuti arahan petugas di lapangan.
Sebagian warga memilih bertahan di rumah sambil mengamankan barang-barang berharga. Sementara itu, warga lainnya mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman untuk mengantisipasi kemungkinan banjir kembali meningkat.





