Boeing Tunda Pengiriman Pesawat Air Force One Trump Sampai 2028

bisnis.com
8 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Angkatan Udara AS mengumumkan pada Jumat (12/12/2025) bahwa pengiriman satu dari dua pesawat Air Force One yang dipesan dari Boeing ditunda lagi selama satu tahun hingga pertengahan 2028.

Melansir Reuters, Minggu (14/12/2025), penundaan ini menjadi serangkaian penundaan yang telah terjadi sebelumnya. Bila ini penundaan terakhir, artinya pesawat yang telah Trump harapkan ini akan terlambat empat tahun dari jadwal, dengan estimasi pengiriman pada 2028.

Penundaan terbaru ini berisiko semakin membuat Presiden Donald Trump kesal. Pasalnya, dia mengatakan ingin terbang dengan pesawat baru tersebut sebelum akhir masa jabatannya pada Januari 2029.

Biaya untuk upaya Boeing saat ini dalam membangun dua pesawat baru tersebut melebihi U$5 miliar. Pesawat Air Force One saat ini mulai beroperasi pada tahun 1990.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Program Air Force One, yang melibatkan konversi dua pesawat 747-8 menjadi jet khusus dilengkapi sistem komunikasi dan pertahanan canggih untuk menjadi angkutan udara presiden AS generasi berikutnya.

Boeing mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka membuat kemajuan dalam program ini. “Fokus kami adalah menyediakan dua pesawat Air Force One yang luar biasa untuk negara ini,” ujar Boeing.

Boeing pada 2018 telah menerima kontrak senilai $3,9 miliar untuk membangun dua pesawat tersebut untuk digunakan sebagai Air Force One, meskipun biaya telah meningkat sejak saat itu. Boeing telah mencatat U$2,4 miliar sebagai beban terhadap laba dari proyek ini.

Baca Juga : Dubes RI untuk AS Bujuk Boeing Produksi Komponen di Tanah Air

Pada Mei, Amerika Serikat menerima pesawat jet Boeing 747 mewah sebagai hadiah dari Qatar. Gedung Putih meminta angkatan udara untuk memperbarui pesawat hadiah tersebut secara cepat untuk digunakan sebagai Air Force One.

Pemerintah menunjuk kontraktor pertahanan L3Harris Technologies untuk merombak pesawat 747 dari Qatar.

Trump mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap Boeing terkait penundaan tersebut awal tahun ini, tetapi menyingkirkan pesaing Eropa Airbus sebagai alternatif.

Pada periode tersebut pula, CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan bahwa Elon Musk—yang bertindak sebagai penasihat Trump—membantu Boeing banyak dalam mengelola pengiriman pesawat kepresidenan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Curhat Warga Tinggal di Sisi TPA Cipeucang: Banjir Air Sampah-Khawatir Longsor
• 14 jam lalukumparan.com
thumb
Wamentrans Tegaskan Tujuan Transmigrasi untuk Kesejahteraan Bersama, 15 KK DIY Diberangkatkan ke Sulawesi
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Enam Anak Gaza Syahid Kedinginan Diterjang Badai
• 18 jam lalurepublika.co.id
thumb
Tak Sekadar Pindah, Transmigrasi Kini Dibangun untuk Berkarya dan Sejahtera
• 12 jam lalukompas.com
thumb
Pilkada Oleh DPRD Dinilai Hanya Memperdalam Masalah Demokrasi
• 1 jam lalugenpi.co
Berhasil disimpan.